Surabaya, Gesuri.id - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini terkejut alias kaget ketika mengetahui biaya pengelolaan sampah di ibukota DKI Jakarta mencapai Rp3,7 triliun. Sementara Surabaya hanya menganggarkan Rp 30 miliar. Biaya itu pun dapat ditekan karena Surabaya memiliki sistem pengelolaan sendiri dan pengangkutan sampah juga dilakukan secara swakelola.
Baca: Di Perancis, Risma Ungkap Keberhasilan PengelolaanSampah
"Saya yakin DKI Jakarta kalau punya pengelolaan sampah sendiri pasti biaya angkutannya turun. Sebab, di Surabaya ini anggarannya 50 persen untuk operasional angkutan," katanya saat menerima studi banding dari Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Provinsi DKI Jakarta di ruang sidang Wali Kota Surabaya pada Senin (29/7).
Sebanyak 25 orang jajaran di DPRD Provinsi DKI Jakarta beserta Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dan perwakilan dari BUMD PT Jakarta Propertindo diterima langsung oleh Risma yang juga merupakan Politisi PDI Perjuangan.
Dalam kesempatan itu, Ketua Fraksi Nasdem DPRD Provinsi DKI Jakarta, Bestari Barus mengatakan, alasan melakukan kunjungan kerja ke Surabaya karena banyak hal yang patut ditiru dari teknologi pengelolaan sampah yang telah diterapkan oleh Risma di Surabaya.
"Tentu ini menjadi pembelajaran bagi kami yang dari Jakarta dengan anggaran yang begitu besar masih harus belajar ke Surabaya. Bagaimana pengelolaan sampah yang baik, efektif dan efisien," katanya.
Mengetahui anggaran pengelolaan sampah Surabaya hanya Rp 30 miliar, Bestari pun mempertanyakan kepada pejabat Pemprov DKI Jakarta yang ikut pertemuan tersebut, terkait jumlah anggaran pengelolaan sampah DKI Jakarta mencapai Rp 3,7 triliun.
Baca: Di Prancis, Risma Paparkan Inovasi Daur Ulang SampahPlastik
"Anggarannya Rp 3,7 triliun, lalu di Surabaya berapa Bu Risma," tanya Bestari seperti dikutip dari suarasurabaya.net.
Mendegar anggaran yang mencapai Rp 3,7 triliun risma pun tampak terkejut. Bahkan video ekspresi Risma ramai jadi sorotan di media sosial terutama twitter.
Dalam video tersebut tampak Risma menutup mulutnya dengan tangan, lalu memegang kepala dan menjatuhkan tubuhnya ke sisi kanan.