Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPRD Sumut Dapil Karo, Dairi dan Pakpak Bharat Salmon Sumihar Sagala mendesak Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) Wilayah Sumut harus gerak cepat melakukan perbaikan jalan nasional jurusan Kabupaten Karo - Dairi, persisnya di Dusun Kutambaru, Desa Harapan Tanah Pinem Dairi yang mengalami putus total.
"Akibat putusnya jalan nasional ini, arus lalu lintas terpaksa dialihkan melalui jalan alternatif yang melintasi areal perladangan warga, sehingga sangat menyulitkan para pengguna jalan," kata Salmon Sumihar Sagala, Senin (13/1/2025).
Menurut politisi PDI Perjuangan Sumut ini, pihak BBPJN dalam hal ini perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk membangun jalan darurat, sebelum dilakukan pembangunan jalan secara permanen, mengingat jalan nasional tersebut merupakan satu-satunya jalur dari Karo menuju Dairi dan sebaliknya.
"Di instansi BBPJN tentu ada disediakan anggaran bencana alam darurat yang belum terpakai. Alangkah baiknya segera dimanfaatkan untuk membangun jalan secara darurat, untuk mengantisipasi terputusnya jalan penghubung antar dua kabupaten tersebut, agar perekonomian masyarakat tidak terganggu," jelasnya.
Mantan anggota DPRD Karo selama dua periode ini juga sempat mengungkapkan kekecewaannya atas lambannya pihak BBPJN melakukan perbaikan jalan tersebut, sebab dari informasi yang diterima lembaga legislatif, jalan itu sudah mulai longsor pada akhir November 2024, pasca diterjang hujan turun lebat.
"Longsor terjadi pada akhir Nopember 2024, tapi hingga kini belum dilakukan perbaikan. Kita sangat kecewa melihat kinerja BBPJN Wilayah Sumut yang tidak cepat tanggap terhadap jalan nasional yang sudah rusak diterjang hujan deras," ucap Salmon sembari mengatakan, jika dari awal dilakukan perbaikan, kemungkinan kondisi jalan tidak sampai putus total.
Tapi faktanya saat ini, ujar anggota Komisi B ini, lebar jalan yang longsor sudah mencapai 15 meter dengan panjang 50 meter, dengan kedalaman lebih kurang 20 meter ke jurang Sungai Lau Renun, sehingga kondisi jalan saat ini sudah benar-benar putus total.
"Yang paling kita sesalkan, tanda-tanda bahaya atau semacam police line belum juga terpasang, kecuali dua gundukan tanah yang ada di ujung jalan yang longsor. Ini perlu menjadi perhatian serius bagi pihak BBPJN, jangan sampai kendaraan roda dua maupun empat terjebak ke jalan yang longsor," pungkasnya.
Sumber: www.hariansib.com