Ikuti Kami

Samsun Desak Pertamina Evaluasi Internal Kasus Motor Mogok Usai Isi BBM di SPBU Kaltim

“Nyata sekali kendaraan masyarakat itu bermasalah karena BBM. Bukan karena kendaraannya yang murahan atau tidak bagus."

Samsun Desak Pertamina Evaluasi Internal Kasus Motor Mogok Usai Isi BBM di SPBU Kaltim
Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim, Samsun.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kaltim, Samsun, menyatakan bahwa seharusnya Pertamina tidak hanya sibuk memberikan klarifikasi, tetapi lebih fokus melakukan evaluasi dan perbaikan internal.

“Nyata sekali kendaraan masyarakat itu bermasalah karena BBM. Bukan karena kendaraannya yang murahan atau tidak bagus. Banyak kendaraan baru yang mogok usai mengisi di SPBU Pertamina,” kata Samsun, pada Senin (7/4/2025).

“Kan mereka belinya di SPBU, dan satu satunya SPBU yang berada di Kaltim adalah milik Pertamina. Terus siapa lagi yang mau di salahin,” tambahnya.

Ia juga menilai, klarifikasi yang disampaikan oleh Pertamina dan Gubernur Kaltim justru bertolak belakang dengan kenyataan di lapangan, di mana ratusan warga dari berbagai daerah mengaku mengalami hal serupa usai mengisi BBM di SPBU.

“Kalau cuma satu dua kasus, bisa jadi kebetulan. Tapi ini sudah puluhan bahkan ratusan warga, dari berbagai merek kendaraan, mengalami hal yang sama. Dan semuanya mengisi BBM dari Pertamina,” tegas politisi PDI Perjuangan tersebut.

Lebih lanjut, Samsun pun mengatakan, sebelumnya, Pertamina juga sudah sempat ada temuan. Dan, mestinya ketika ada laporan atau aduan dari masyarakat, terkait motor mogok akibat BBM dari SPBU Pertamina, harusnya pihak terkait dapat bertanggung jawab dengan memperbaiki motor-motor yang telah rusak.

“Pertamina seharusnya tidak sibuk klarifikasi. Evaluasi dulu secara internal. Cek saluran distribusinya, dari ujung ke ujung. Di mana sebenarnya masalahnya? Kalau memang terbukti BBM jadi penyebab, maka tanggung jawab dong. Perbaiki kendaraan masyarakat yang rusak,” umgkapnya.

Sementara itu, Samsun mengingatkan, bahwa dampak dari kasus ini tidak hanya sekadar kerusakan kendaraan, tetapi juga menyentuh aspek ekonomi masyarakat. Terutama bagi mereka yang menggantungkan hidup dari kendaraan, seperti ojek online.

“Bayangkan kalau mereka tidak bisa bekerja karena kendaraannya mogok. Mereka tidak punya pemasukan. Ini jelas merugikan masyarakat,” jelasnya.

Terakhir, kata dia, sebaiknya pihak Pertamina lebih banyak mengkoreksi dan mencari di mana titik permasalahannya, bukan hanya klarifikasi untuk memperbaiki diri. 

Sumber: timeskaltim.com

Quote