Jakarta, Gesuri.id - Politisi Senior PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno mengatakan kemiskinan di masa kepemimpinan Presiden Jokowi di periode pertama jelas turun.
Hanya, lanjutnya, di periode kedua ada pandemi yang datang secara tiba-tiba sehingga semua rencana berubah. Nawacita, diakuinya, kini hanya menjadi cita-cita.
Baca: AHY Tak Cocok Nyapres, Partai Demokrat Tidak Perlu Baper
Itu diungkapkan Hendrawan merespon Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menyebut pengangguran hingga kemiskinan drop di era kepemimpinannya.
"Betul. Dari 10 tahun pemerintahannya, kesulitan terutama terjadi 2013-2014, ketika AS melakukan kebijakan normalisasi fiskal dan moneternya. Pak SBY menikmati tahun-tahun kenaikan harga komoditas ekspor dan ekonomi dunia yang relatif stabil," kata Hendrawan, Jumat (11/6).
Lebih lanjut dikatakannya, sesungguhnya angka kemiskinan dan pengangguran juga turun di masa Jokowi jilid-1. Bahkan ia mencatat indeks ketimpangan juga turun.
"Namun, di Jokowi jilid-2, tiba-tiba kita digebug-pagebluk Covid-19. Terus juga ada resesi. Terjadi badai yang sempurna. Semua rencana berubah. Nawacita hanya menjadi dokumen cita-cita," ujarnya.
Hendrawan mengatakan tidak masalah mengenang prestasi. Namun, menurutnya, setiap periode memiliki kelemahan dan kekuatan masing-masing.
Baca: Wacana Presiden Jokowi 3 Periode? Itu Realistis Saja
"Mengenang prestasi masa lalu, tidak salah, tidak menimbulkan masalah. Setiap periode kepemimpinan memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing," tuturnya.
Sebelumnya, SBY berbicara soal kemiskinan-pengangguran drop dalam Sidang Promosi Doktor IPB University Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) yang disiarkan di YouTube seperti dikutip Jumat (11/6). SBY bersyukur pernah berkuliah di IPB dan Ibas mengikuti jejaknya. Dilansir dari detik.