Yogyakarta, Gesuri.id - Sekjen PDI Perjuangan Dr. Hasto Kristiyanto menyatakan partainya meyakini bahwa langkah maju bangsa harus berawal dari kekuatan Research and Development (R&D) yang handal. Dengan itu, akan menjadikan Indonesia kembali menjadi pemimpin bangsa-bangsa di dunia.
Baca: Megawati Imbau Kampus Bantu Tingkatkan Produktivitas Pangan
Kata Hasto, misi PDI Perjuangan dalam penguasaan Iptek dan bagaimana Indonesia harus membangun kepemimpinannya untuk dunia, karena tahun 1960 sudah membuktikan bagaimana kita menjadi pemimpin bangsa bangsa Asia Afrika dan Amerika latin.
“Itulah tugas kita bersama, mengakar dalam seluruh perikehidupan rakyat untuk masa depan bangsa Indonesia menjadi pemimpin bangsa bangsa di dunia,” kata Hasto saat berbicara dalam diskusi Election Corner yang diselenggarakan Fisipol UGM, di Yogyakarta, Senin (10/10).
Diskusi itu bertema “Mengembalikan Kembali Politik Programatik di Pemilu 2024”.
Kembali ke Hasto, dia mengatakan bahwa dalam konteks menjadi pemimpin bangsa-bangsa di dunia, maka Indonesia harus membangun diri sejalan dengan tantangan aktual yang ada.
“Penelitian dan pengembangan harus menjadi pondasi terkuat bangsa ini berpijak, untuk berlari lebih kencang dalam pertarungan teknologi masa depan,” kata Hasto.
Sebagai partai pelopor, lanjutnya, PDI Perjuangan menyadari bahwa revolusi teknologi sudah mengubah banyak sendi. Maka PDI Perjuangan bersama seluruh kadernya harus berubah. Misalnya, PDI Perjuangan menjadikan teknologi digital sebagai teknologi yang memberi dampak kesejahteraan.
Hasto juga membeberkan bagaimana institusionalisasi partai politik yang dilakukan pihaknya. PDI Perjuangan mengedepankan integritas dalam sistem tata kelola partai politik. Langkah-langkah ini dilakukan juga untuk mendukung kerja KPK.
Diantaranya dengan pendidikan politik di Sekolah Partai untuk melahirkan negarawan dengan standar moral dan etika yang tinggi. Di sekolah partai, kata Hasto, KPK selalu menjadi narasumber tetap guna membangun kesadaran pentingnya pemerintahan yang bersih.
PDI Perjuangan juga membangun sistem menjaga integritas dengan menyusun sepaket peraturan. PDI Perjuangan juga menjadi partai pertama di Asia Tenggara yang meraih kualifikasi manajeman mutu ISO-9001:2015 dan tiga tahun berturut-turut. Transparansi dan akuntabilitas keuangan partai dilakukan melalui rekening gotong-royong yang diaudit oleh akuntan publik. Dilakukan juga Sistem Perpajakan Terintegrasi; membentuk Dewan Kehormatan Partai untuk meningkatkan disiplin kader; hingga Penataan Aset atas nama partai dilakukan dengan hasil gotong royong dan kerja keras seluruh kader dan simpatisan.
“PDI Perjuangan telah meresmikan lebih dari 100 kantor partai di seluruh Indonesia. Kantor partai bukan lah milik perorangan. Kantor partai adalah aset partai yang menjadi rumah rakyat bagi semua,” ungkapnya.
Sebagai pemenang pemilu dua kali berturut-turut pada 2014 dan 2019, dan sebagai pengusung utama pemerintahan Joko Widodo, PDI Perjuangan di bawah kepemimpinan Megawati Soekarnoputri, menghadapi tantangan meraih hattrick tiga kali berturut-turut pada pemilu 2024.
Menurut Hasto, PDI Perjuangan dengan pola kolaborasi dan sistem kerjasama, harus mampu merekrut pemuda Indonesia yang visioner. Pemuda yang benar-benar menguasai teknologi, paham membaca tren perubahan generasi. Karena kekuatan pemuda-pemuda itulah yang akan menggerakan partai sekaligus membawa bangsa Indonesia ke percaturan persaingan teknologi dunia.
“Perubahan serba cepat dan dinamis yang harus diantisipasi seluruh kader partai namun tetap kokoh pada pancasila, NKRI dan kebhinekaan Indonesia, hingga kelak saatnya nanti kita menjadi saksi dengan kepala tegak penuh bangga mengantarkan anak-anak bangsa terbang ke luar angkasa,” urai Hasto.
Dekan Fisipol UGM, Wawan Mas’udi mengatakan pihaknya membuka diri dan memastikan adanya ruang dialog dengan partai politik, demi memastikan pemilu 2024 mengarah ke bentuk pemili yang berkuitas.
Baca: Megawati & Jokowi Bahas Kepemimpinan Nasional di Batu Tulis
Sebab demorkasi sedang mengalami tantang berat. Banyak negara yang sebelumnya dianggap role model, justru kini sedang “terengah-engah”.
Indonesia, seringkali dikatakan sebagai negara demokratis terakhir yang bertahan di Asia Tenggara. Itupun kualitas demokrasinya dipertanyakan, disebut stagnan dan mulai menurun.
“Maka kita arahkan agar politik Indonesia harus berbasis ide, program, dan ideologi, bukan berbasis transaksional, patronase, dan bentuk politik lain yang tak sehat,” tegas Wawan Mas’udi.