Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi X DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Putra Nababan menyambut baik rencana pemerintah membuka kembali sekolah tatap muka bulan Juli mendatang setelah program vaksinasi COVID-19 terhadap seluruh guru dan pendidik di Indonesia dilaksanakan.
Rencana ini jangan gagal lagi direalisasikan karena anak-anak Indonesia sudah satu tahun belajar melalui fasilitas daring.
‘’Yang paling mengkhawatirkan adalah anak-anak kita kehilangan pengalaman belajar atau learning loss. Bulan Maret tahun lalu mereka mendadak harus belajar menggunakan gawai dengan infrastruktur yang tidak memadai ditambah dengan kurikulum yang tidak siap serta guru dan tenaga pendidik yang juga kaget karena harus belajar secara daring,. Plus orangtua yang tidak maksimal mendampingi mereka selama pembelajaran daring’’ kata Putra di Jakarta, Kamis (25/2).
Baca: Presiden Harapkan KBM Tatap Muka Semester II 2021
Untuk itu, ia berharap SKB 4 Menteri yang pernah diumumkan ke masyarakat dan tidak maksimal dijalankan oleh kepala daerah dan sekolah tidak terulang kembali karena anak didik Indonesia sudah pada titik jenuh melakukan pembelajaran daring.
Waktu 5 bulan yang ada, harus digunakan semaksimal mungkin oleh pemerintah pusat, pemerintah daerah dan sekolah serta semua stake holders pendidian mempersiapkan protokol kesehatan dalam mewujudkan rencana pembukaan sekolah ini.
‘’Meski semua guru sudah divaksin, protokol kesehatan tetap harus dilaksanakan 100 persen. Misalnya sekolah harus memiliki ruang kelas dengan ventilasi udara yang baik, dan kursi dengan jarak 2 meter, penggunaan masker selama di kelas, wadah pencuci tangan dengan air mengalir serta menyiapakan aturn terkait makan di sekolah,’’ pinta Putra.
Untuk kenyamanan orangtua murid dalam mengambil keputusan, mantan wartawan ini berharap sekolah bisa menjelaskan tentang protokol kesehatan yang akan dijalankan selama pembelajaran tatap muka dan perlu juga menginformasikan kartu vaksin dari guru-guru yang akan mengajar.
Baca: Ganjar Tunggu Aturan Resmi Penerapan PSBB Jawa dan Bali
‘’Mengijinkan anak-anak untuk keluar rumah dan berada di ruang kelas bahkan menggunakan transportasi umum ke sekolah adalah keputusan yang tidak mudah dari orangtua. Pastilah perasaan was-was dan khawatirnya ada. Untuk itu pihak sekolah harus menginformasikan sejelas-jelasnya dari rencana pembelajaran tatap muka ini,’’ ujar Putra.
Selain itu, Putra juga mendukung rencana penggunaan sistem hybrid pada bulan Juli, yakni kombinasi antara pembelajaran tatap muka dengan sistem daring.
‘’Tentunya di awal-awal harus lebih banyak murid yang belajar daring dulu, sebagian bisa hadir fisik di kelas secara bergantian,’’ katanya.