Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi VIII DPR RI, Selly Andriany Gantina sayangkan banyaknya penilaian dan anggapan kekerasan di lingkungan pesantren merupakan bagian dari pembentukan karakter santri.
Pola pikir seperti itu, harus segera diubah melalui kerja-kerja keras pemerintah lewat Kementerian Agama (Kemenag) RI.
Baca: Ganjar Pranowo Tegaskan Pentingnya Integritas bagi Pemimpin
"Kemenag memiliki peran penting dalam memberikan edukasi kepada para pengelola pesantren terkait metode pembinaan yang lebih humanis. Ada ungkapan seolah-olah kalau ada kekerasan di pesantren, itu adalah hal untuk membentuk karakter anak," kata Selly dalam acara diskusi di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (6/3).
Tidak hanya itu, Selly pun menyoroti, masih lemahnya pengawasan di dunia pendidikan, termasuk di pesantren. Hal inilah, yang menyebabkan banyak kasus kekerasan luput dari perhatian.
"Penting keterlibatan orang tua dan santri dalam sistem pengawasan guna mencegah kekerasan. Banyak korban kekerasan di dunia pendidikan, baik di pesantren maupun di sekolah umum, yang sulit melaporkan kasusnya," ucapnya.
Baca: Ganjar Pranowo Mempertanyakan Klaim Sawit Sebagai Aset Nasional
Kemudian, ia mendorong, pesantren dan lembaga pendidikan lainnya menyediakan kanal pengaduan yang mudah diakses. Dengan adanya mekanisme pelaporan yang jelas, kasus kekerasan dapat lebih cepat ditangani.
"Sehingga tercipta lingkungan pendidikan yang lebih aman bagi para santri dan siswa. Karena saat ini, banyak orang tua sebagai korban pun kerap kesulitan mencari keadilan," ujarnya.
