Jakarta, Gesuri.id - Menjadikan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa berarti menjadikan Pancasila sebagai pedoman dalam berpikir, bersikap, dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari. Pandangan hidup ini berfungsi sebagai panduan yang mengarahkan tindakan dan keputusan, baik bagi individu maupun bangsa secara keseluruhan.
Anggota DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Putra Nababan mengatakan Pancasila memberikan dasar moral bagi setiap warga negara termasuk generasi muda dalam bertindak, berperilaku, dan berinteraksi dengan orang lain. Setiap sila memberikan nilai-nilai yang dapat diterapkan dalam kehidupan pribadi, seperti menjunjung tinggi keadilan, menghormati perbedaan, dan hidup berdampingan secara harmonis. "Dalam dunia kerja dan bisnis, Pancasila dapat menjadi panduan etika dengan mendorong kejujuran, keadilan, dan tanggung jawab social," kata Putra dalam Sosialisasi 4 Pilar MPR RI di hadapan warga Jakarta Timur, Sabtu (10/8) di Jakarta.
Menurut Putra, selain menjadi dasar moral, Pancasila juga harus menjadi panduan dalam kehidupan bermasyarakat dengan cara, membangun Toleransi dan Kerukunan. Pancasila mendorong masyarakat untuk hidup dalam keberagaman dengan menghormati perbedaan suku, agama, dan budaya. Ini menciptakan kehidupan bermasyarakat yang harmonis dan penuh toleransi. "Prinsip gotong royong yang tertanam dalam Pancasila mengajak masyarakat untuk bekerja sama, saling membantu, dan mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi," tandasnya.
Yang tidak kalah pentingnya adalah, tambah Putra, Pancasila juga menjadi dasar dalam pendidikan karakter. Pendidikan yang berlandaskan Pancasila bertujuan untuk membentuk karakter generasi muda yang beriman, bertanggung jawab, adil, demokratis, dan berkeadilan sosial. Ini melibatkan pengajaran tentang pentingnya nilai-nilai Pancasila dalam setiap aspek kehidupan. "Pancasila mengajarkan cinta tanah air dan semangat kebangsaan. Ini diwujudkan dalam kegiatan-kegiatan yang membangkitkan rasa nasionalisme, seperti upacara bendera, peringatan hari kemerdekaan, dan kegiatan social," katanya.
Lebih lanjut Putra mengatakan, dalam kehidupan sehari-hari, saat memutuskan sesuatu, generasi muda harus menjadikan Pancasila sebagai landasan dalam pengambilan keputusan. Ini berarti mempertimbangkan kepentingan semua pihak, mengedepankan musyawarah, dan mengutamakan keadilan sosial. "Para pemimpin di berbagai tingkat diharapkan mempraktikkan nilai-nilai Pancasila dalam memimpin, seperti menjunjung tinggi demokrasi, memprioritaskan kesejahteraan rakyat, dan menjaga persatuan bangsa," tukasnya.
Oleh karena itu, dalam mempersiapkan tongkat estafet bangsa, negara ini membutuhkan anak-anak muda yang mandıri dan unggul dalam segala bidang. Perilaku hedonisme hanya akan menjerumuskan anak-anak muda dalam perilaku yang menyesatkan. “Untuk itu perlu pengawasan orang tua dalam menage perilaku mereka agar tidak menyimpang,” ujarnya.
Putra juga menjelaskan, internalisasi Pancasila bisa terbentuk jika kita memiliki rasa kemanusiaan yang merupakan sikap universal untuk mempertahankan martabat manusia. Oleh karenanya perlu komitmen dan konsistensi dalam menjalankannya di kehidupan sehari-hari.
Lebih lanjut Putra menegaskan, memperkuat rasa kemanusiaan dalam hidup bermasyarakat adalah hal yang sangat penting demi menciptakan lingkungan yang lebih baik dalam hubungannya dengan sesama manusia dengan sikap yang lebih empatik dan peduli. "Dengan menerapkan rasa kemanusiaan dalam kehidupan sehari-hari, maka kita dapat berkontribusi untuk menciptakan masyarakat yang lebih baik dan lebih peduli terhadap sesama manusia," ungkap Putra.