Jakarta, Gesuri.id - Calon presiden (capres) nomor urut tiga, Ganjar Pranowo menilai bahwa cara-cara memberantas korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) tidak hanya dilakukan melalui operasi tangkap tangan (OTT) yang selama ini dikerjakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Menurutnya, yang terpenting dari memberantas KKN justru dimulai dari pencegahan. Ia mengatakan, hal itu bisa dilakukan dan ditanamkan kepada generasi muda sejak dini melalui pendidikan berkarakter.
"Kami mendorong bagaimana mensikat KKN tidak hanya dari sisi treatment-nya, tahan, tangkap, OTT (operasi tangkap tangan), itu bagus, tapi bagaimana mencegah?" kata Ganjar saat menyampaikan paparannya di acara Gagas RI, Kamis (23/11/2023) malam.
"Edukasi anti-KKN sejak dini, ada pendidikan karakter berintegritas sejak sekolah dasar," ujarnya lagi.
Ganjar juga menilai bahwa pendidikan karakter berintegritas bisa dimulai sejak tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (Paud) dari sisi perilaku.
Oleh karena itu, ia mengatakan, pendidikan karakter berintegritas harus masuk dalam sistem pendidikan di Indonesia sejak dini.
"Kurikulum anti-KKN yang mesti masuk terus sampai ke perguruan tinggi, membangun karakter berintegritas melalui pendidikan," katanya.
Kendati begitu, Ganjar juga menyoroti pentingnya sistem digitalisasi dalam penganggaran, perencanaan, dan pelaporan.
Ia mengungkapkan, ketiganya masing-masing sebagai e-budgeting, e-planning, dan e-reporting.
Menurutnya, cara mencegah dan memberantas KKN dalam sebuah sistem tersebut mampu menghindari praktik bertemunya orang dengan orang secara fisik.
"Artinya lebih banyak transparansi itu diatur dalam sebuah sistem, sehingga membaca lockbook-nya akan jauh lebih gampang karena bisa melakukan tracing melalui sistem yang ada," kata mantan Gubernur Jawa Tengah ini.
Kemudian, Ganjar juga menekankan pentingnya penguatan lembaga penegak hukum untuk memberangus praktik KKN.
Namun, dalam penguatan ini, Ganjar meminta lembaga penegak hukum berani kepada para elite atau penguasa jika memang terbukti melakukan tindakan KKN.