Ikuti Kami

Soal Retno Marsudi 'Out', Ferdinand Hutahaean Sebut Abu Janda Terlalu Terbawa Kepentingan

Dikatakan Ferdinand, meskipun komentar Abu Janda terkesan keras dan tajam, itu bukanlah sebuah hinaan.

Soal Retno Marsudi 'Out', Ferdinand Hutahaean Sebut Abu Janda Terlalu Terbawa Kepentingan

Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perjuangan Ferdinand Hutahaean memberikan pandangannya terkait komentar kontroversial Abu Janda usai Retno Marsudi tidak dipinang kembali sebagai Menteri Luar Negeri di pemerintahan Prabowo-Gibran.

Dikatakan Ferdinand, meskipun komentar Abu Janda terkesan keras dan tajam, itu bukanlah sebuah hinaan.

"Saya tidak melihat yang disampaikan Abu Janda itu sebuah hinaan. Tapi sebuah pernyataan keras karena kebencian dan ketidaksukaan," ujar Ferdinand, Sabtu (19/10/2024).

Ferdinand mengatakan, antara benci atau tidak suka mesti dibedakan dengan sebuah hinaan. Seperti yang diungkapkan Abu Janda dalam keterangannya di Instagram.

"Ini hal yang berbeda yah, benci, tidak suka, dengan hinaan," ucapnya.

Ferdinand mengakui bahwa Abu Janda kerap kali bersuara lantang dalam menyuarakan pendapatnya, terutama yang berkaitan dengan isu keadilan, dan bahkan sering membandingkan situasi di Gaza dan Israel dengan kondisi politik di dalam negeri.

"Saya perhatikan memang Abu Janda selama ini keras menyuarakan suara keadilan dan bahkan menjadikan suasana Gaza, Israel, dan mayoritas di sini menjadi perbandingan," sebutnya.

Namun, Ferdinand juga menilai bahwa Abu Janda mungkin kurang obyektif dalam menilai capaian Retno Marsudi selama menjabat sebagai Menteri Luar Negeri.

"Bagi Abu Janda, seolah-olah memang Retno Marsudi lebih sibuk mengurus negara lain, Palestina misalnya, daripada mengurusi urusan luar negeri Indonesia," ungkapnya.

"Saya pikir harus objektif dalam hal ini, Abu Janda terlalu terbawa kepentingan, tidak melihat juga banyak hal yang dilakukan oleh ibu Retno dalam masa jabatannya," sambungnya.

Ferdinand juga menekankan bahwa meskipun komentar Abu Janda memiliki dasar yang benar, cara penyampaiannya dinilai terlalu keras dan kurang bijaksana

"Saya lihat Abu Janda kurang bijaksana saja untuk menyampaikan pendapatnya. Terlalu keras, atau memang sudah terlanjur benci dengan ibu Retno," tukasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa meskipun ada benarnya dalam pernyataan Abu Janda, tidak semua hal perlu disampaikan secara publik.

"Jadi komentar Abu Janda terlalu tendensius yah, tapi yang dia sampaikan itu ada benarnya.Meskipun tidak seharusnya disampaikan, karena tidak semua kebenaran itu perlu disampaikan," Ferdinand menuturkan.

Ferdinand bilang, saat ini Indonesia membutuhkan sosok bijaksana agar tidak gampang memberikan pernyataan yang membuat publik bergejolak.

"Jadi kebijaksanaan seseorang itu sangat dibutuhkan di negara ini," imbuhnya.

Di tengah kabar yang beredar bahwa Abu Janda akan bergabung dalam pemerintahan Prabowo sebagai salah satu staf, Ferdinand mengharapkan agar kritik yang disampaikan dapat lebih bijaksana dan tidak tendensius, demi menjaga harmoni dan stabilitas politik di tanah air.

"Kalau ini terus digoreng, ini akan menggangu, karena kabarnya Abu Janda dipanggil menjadi salah satu pembantu pak Prabowo," pungkasnya.

Sumber; fajar.co.id

Quote