Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI, Sonny Danaparamita meminta pemerintah segera turun tangan sebelum kondisi semakin membebani masyarakat. I
Sonny menyoroti ketidaksesuaian antara data panel resmi dan harga riil di lapangan, yang semakin memperburuk situasi.
Sonny mencontohkan harga cabai keriting yang dalam data Badan Pangan Nasional tercatat Rp83.702 per kg, tetapi di berbagai daerah telah mencapai Rp120.000 per kg. Perbedaan ini dinilai terlalu jauh dan berpotensi terus meningkat menjelang hari raya.
“Jangan-jangan makin dekat Lebaran, harga terus naik. Meskipun Pak Presiden sudah mengarahkan agar jangan terlalu banyak makan pedas, kalau ini tidak segera ditangani, kehidupan masyarakat justru yang terasa pedas,” ujar Sonny dalam rapat Komisi IV DPR dengan Kementerian Pertanian dan lembaga terkait di Jakarta, Senin (24/3).
Baca: Ganjar Pranowo Mempertanyakan Klaim Sawit Sebagai Aset Nasional
Sonny juga mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat kenaikan harga pada berbagai bahan pokok, mulai dari cabai rawit, bawang merah, gula pasir, minyak goreng, hingga beras. Meskipun pemerintah mengklaim stok beras aman, harga di pasaran tetap tinggi dan melampaui Harga Eceran Tertinggi (HET).
“Ini harus menjadi perhatian serius. Jangan sampai rakyat menanggung beban sendiri tanpa ada intervensi yang jelas dari pemerintah,” tegasnya.
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional per 24 Maret 2025, lonjakan harga pangan yang paling mencolok terjadi pada komoditas cabai:
???? Cabai merah keriting: Rp58.400/kg (naik 6,76% atau Rp3.700)
???? Cabai merah besar: Rp57.800/kg (naik 5,86% atau Rp3.200)
???? Cabai rawit merah: Rp92.050/kg (naik 5,02% atau Rp4.400)
???? Cabai rawit hijau: Rp63.600/kg (naik 2% atau Rp1.250)
Selain cabai, beberapa bahan pokok lainnya juga mengalami kenaikan harga yang signifikan:
2025
???? Bawang merah ukuran sedang: Rp46.800/kg (naik 4%)
???? Beras berbagai kualitas: Naik rata-rata Rp50/kg
???? Daging sapi kualitas 1: Rp141.600/kg (naik 1,4%)
???? Daging ayam ras segar: Rp36.550/kg (naik Rp300)
???? Minyak goreng kemasan premium: Rp22.300/kg (naik Rp100 – Rp150)
???? Gula pasir lokal: Rp18.800/kg (naik Rp100)
Satu-satunya kabar baik datang dari telur ayam ras segar, yang justru mengalami penurunan tipis Rp150 atau 0,49%, kini di harga Rp30.250 per kg.
Disparitas Harga Beras di Pulau Jawa
Di sektor beras, meskipun harga di Pulau Jawa tidak setinggi di Indonesia Timur, tetap terjadi kenaikan yang mencolok di beberapa provinsi:
✔ Jawa Timur: Rp14.250/kg (paling murah di Pulau Jawa)
✔ DI Yogyakarta: Rp14.300/kg
✔ Jawa Barat: Rp14.600/kg
✔ Jawa Tengah: Rp14.750/kg
✔ Banten: Rp14.850/kg
✔ DKI Jakarta: Rp15.700/kg (tertinggi di Pulau Jawa)
Situasi ini menunjukkan adanya disparitas harga antarwilayah, di mana Jakarta sebagai pusat logistik justru mengalami tekanan harga tertinggi, sementara daerah penghasil beras seperti Jawa Timur masih dapat menahan harga lebih rendah.
Baca: Ganjar Pranowo Belum Pastikan Maju Pada Pilpres 2029
DPR Desak Intervensi Pemerintah
Menanggapi lonjakan harga ini, DPR meminta pemerintah segera mengambil langkah konkret agar harga pangan tidak semakin liar menjelang Lebaran.
Poin desakan DPR:
1. Penguatan pengawasan distribusi pangan untuk mencegah spekulasi harga.
2. Peningkatan operasi pasar guna menstabilkan harga bahan pokok.
3. Evaluasi data pangan nasional agar sesuai dengan kondisi riil di lapangan.
4. Intervensi lebih agresif dalam subsidi dan stabilisasi harga beras, gula, serta minyak goreng.
“Jangan sampai rakyat yang harus menanggung lonjakan harga ini sendirian,” tutup Sonny.