Ikuti Kami

Spei Bidana Dorong Percepatan Pembangunan Lapter Eupumek

Peningkatan infrastruktur lapter di distrik Eupumek bersumber dari dana Otsus tahun 2022 yang dianggarkan Rp 8,7 miliar.

Spei Bidana Dorong Percepatan Pembangunan Lapter Eupumek
Bandara Eupumek di Distrik Eupumek, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua (handover/Gesuri.id)

Oksibil, Gesuri.id - Bupati Pegunungan Bintang, Spei Yan Bidana, ST.,M.Si mengatakan bahwa pihaknya terus mendorong percepatan pembangunan 'Peningkatan Lapangan Terbang (Lapter) dengan Aspal Penetrasi" di distrik Eupumek, kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.

Peningkatan infrastruktur lapter di distrik Eupumek bersumber dari dana Otsus tahun 2022 yang dianggarkan Rp 8,7 miliar, telah menunjukkan progress yang signifikan dan hampir rampung.

Baca: Bupati Pegubin Harapkan Jalan Trans Papua Dilanjutkan

"Sudah menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintah untuk memaksimalkan pelayanan dasar kepada masyarakat. Oleh sebab itu pembangunan peningkatan lapter di distrik Eupumek terus kita kawal, kita dorong agar segera rampung seratus persen supaya hasilnya dapat segera dinikmati oleh masyarakat," kata Spei Yan Bidana kepada Gesuri.id Rabu (19/10).

Bupati Pegunungan Bintang, Spei Yan Bidana, ST.,M.Si saat menyebrangi sungai Digul melalui jembatan gantung tradisional menuju Distrik Iwur di kabupaten Pegunungan Bintang, Papua (handover/Gesuri.id)

Ia menjelaskan bahwa dengan rampungnya pembangunan bandara Eupumek, nantinya akan segera membuka wilayah itu selangkah lebih maju untuk keluar secara bertahap dari keterisolasian wilayah sebagai daerah terpencil, karena lapter ini sebagai sarana penunjang pelayanan kegiatan lokal.

"Pengembangan lapter di daerah tertinggal dan perbatasan sangat dibutuhkan untuk mendukung aksesibilitas, khususnya di Pegunungan Bintang yang memiliki geografis sebagai wilayah pegunungan terjal dan sulit dijangkau dengan transportasi darat," ungkapnya.

Menurutnya bahwa dengan adanya pembangunan peningkatan lapter di distrik Eupumek, juga akan mendorong pertumbuhan perekonomian disana karena aksebilitas tranportasi udara adalah sarana vital di seluruh wilayah Pegunungan Bintang saat ini.

"Kalau runway-nya (landasan pacu) nantinya sudah bagus dari lapter menjadi bandara maka pesawat dapat melakukan lepas landas dan pendaratan dengan aman. Jadi landasan pacu harus memiliki karakteristik memenuhi struktur perkerasan untuk menahan beban pesawat sehingga harus dilakukan perkerasan," ujar Bupati Spei Bidana.

Progres pembangunan peningkatan lapter Eupumek di Distrik Eupumek, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua (handover/Gesuri.id)

Ia menerangkan bahwa saat ini terdapat sekitar 89 bandar udara dan lebih dari 200 lapter yang ada di Papua yang perlu terus dikembangkan. Karena sebagian besar pengoperasian lapter masih di bawah kepemilikan pemerintah daerah dan digunakan untuk melayani kebutuhan dasar pengangkutan logistik dan penumpang, maka pemerintah daerah disini perlu terus didukung oleh pemerintah pusat. Apalagi kata dia, Pegunungan Bintang berada pada batas antar negara.

"Keberadaaan airtrip (lapter, red) di seluruh distrik di Pegunungan Bintang sangat vital. Tetapi hampir keseluruhan airstrip tersebut masih belum memenuhi standar keselamatan. Fasilitas yang kurang memadai harus terus ditingkatkan karena dapat memicu terjadinya kecelakaan pesawat. Di samping itu, kontur geografis wilayah dan cuaca di Pegunungan Bintang juga dapat menjadi pemicu terjadinya incident kecelakaan pesawat. Jadi pemerintah daerah terus fokus melakukan perbaikan di semua lini seiring bertambahnya kebutuhan masyarakat. Dukungan dari pemerintah pusat sangat diperlukan untuk merealisasikan cita-cita pembangunan di Pegunungan Bintang," harap Spei Bidana.

Karena itu kata dia, penyediaan fasilitas bandara maupun airstrip yang memadai di Pegunungan Bintang perlu disediakan secara berkelanjutan.

Beberapa airstrip telah dipertimbangkan pengembangannya menjadi bandar udara sehingga pergerakan pesawat udara diharapkan semakin lancar.

Peningkatan status dari airstrip (lapter) menjadi bandar udara (bandara) sangat penting karena kedepannya dapat dijadikan sebagai alternatif untuk bandar udara terdekat lainnya.

Pembangunan landasan pacu (runway) lapter Eupumek menggunakan aspal penetrasi di Distrik Eupumek, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua (handover/Gesuri.id)

"Beberapa airstrip direview untuk direkomendasikan peningkatan statusnya menjadi bandar udara dengan memperhatikan indikator teknis pengembangan, keselamatan operasi penerbangan dan potensi angkutan udara. Tentunya dengan memperhatikan cost benefit ratio road map sebagai acuannya seperti penelitian awal kelayakan, penelitian kelayakan, penyusunan rencana induk, dan penyusunan detail engineering design atau DED," jelas Spei Bidana.

Bandar udara memiliki peran sebagai pintu gerbang kegiatan perekonomian dalam upaya pembangunan, pertumbuhan, dan stabilitas ekonomi sehingga diharapkan dapat memunculkan keselarasan pembangunan nasional dalam pembangunan daerah yang menjadi lokasi di sekitar bandar udara yang menjadi pintu masuk dan keluar.

Kemudian, untuk memaksimalkan pembangunan di segala sektor di Pegunungan Bintang, Bupati Spei Bidana terus mendorong agar semua sektor tersebut terus dilakukan pembenahan agar dapat merangkak maju.

Olehnya itu dirinya terus aktif melakukan kunjungan-kunjungan ke kampung-kampung dan distrik-distrik di seluruh wilayah Pegunungan Bintang untuk melihat langsung kondisi pembangunan serta mendengar aspirasi masyarakat untuk ditindaklanjuti dan dikoordinasikan kepada pemerintah pusat sesuai dengan skala prioritas.

Di beberapa kesempatan, ketua banteng Pegunungan Bintang itu bahkan tidak segan berjalan melintasi jembatan gantung tradisional hingga naik perahu tradisional di tengah derasnya air sungai yang sewaktu-waktu dapat membahayakan keselamatan.

"Jadi kita juga terus mendorong jalan Trans Papua yang belum rampung terutama untuk koridor Jayapura-Oksibil di Pegunungan Bintang, ruas Keerom-Batom Pegunungan Bintang yang belum dilanjutkan sejauh 173 kilometer. Kami berharap agar bapak Presiden Jokowi menjadikan Pegunungan Bintang sebagai salah satu skala prioritas karena Pegunungan Bintang menjadi wajah negara di Indonesia timur," pinta ketua DPC PDIP Pegunungan Bintang itu.

Selain peningkatan lapter di distrik Eupumek, saat ini juga sedang dilaksanakan pembangunan peningkatan lapter di distrik Tinibil kabupaten Pegunungan Bintang yang juga bersumber dari dana Otsus 2022 senilai Rp 8,7 miliar.

Landasan pacu (runway) Bandara Eupumek, dalam pembangunan peningkatan lapter Eupumek di Distrik Eupumek, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua (handover/Gesuri.id)

Sekilas informasi bahwa sejarah awal mula pembangunan lapter Eupumek, digagas pertama kali oleh seorang peneliti asal Jerman pada tahun 1974 silam.

Ia adalah Wulf Schiefenhovel, seorang profesor antropologi medis dari Max Planck Institut Jerman. Pada tahun 1974, ia pergi ke Papua untuk melakukan penelitian. Namun, Wulf sadar bahwa kendala terbesarnya kala itu adalah akses transportasi.

Kemudian, ia mencetuskan sebuah ide untuk membangun sebuah landasan pacu untuk pesawat perintis. Selanjutnya, bersama seorang suku Dani bernama Tayiniyak dan sejumlah orang Eipo, Wulf Schiefenhovel membangun lapangan terbang Eupumek untuk pertama kalinya.

Dalam beberapa catatan sejarah, kata Eupumek juga sering dituliskan dengan nama Eipumek dan Eipomek.

Baca: Spei Bidana: Kampus Okmin Pusat Peradaban Melanesia Papua

"Kalau lapter-lapter di Pegunungan Bintang terus ditingkatkan, dan bandaranya nantinya sudah bagus, serta jalan Trans Papua ke Pegunungan Bintang sudah dapat terhubung, maka otomatis akan saling mendukung, sehingga membuat semua sektor yang ada ikut terdongkrak. Karena peningkatan aksesibilitas secara kontinyu dapat menjadikan konektivitas menjadi lancar, sehingga membuat harga barang menjadi lebih murah dan perekonomian warga Papua di Pegunungan Bintang ikut terdongkrak maju dan berkembang," terang Bupati Pegunungan Bintang, Spei Yan Bidana, ST.M.Si kepada Gesuri.id mendambakan.

Gaung percepatan pembangunan dari perbatasan antar negara di wilayah Indonesia timur tersebut, tentunya dapat segera terealisasi secara maksimal jika pemerintah pusat dibawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dapat segera memberikan prioritas khusus.

Apalagi Bupati Spei Bidana diketahui tidak henti-hentinya aktif melakukan lobi-lobi ke pemerintah pusat untuk menjemput bola, demi cita-cita membangun Pegunungan Bintang sejajar dengan daerah-daerah lainnya di Indonesia.

Seperti diketahui, bahwa kabupaten Pegunungan Bintang adalah kabupaten yang berbatasan langsung dengan negara Papua Nugini sehingga baik-buruknya pembangunan di wilayah tersebut, tentunya akan mencerminkan wajah Indonesia di bagian timur.

 

Kurator: Fransiska S.

Quote