Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI, Sturman Panjaitan mengajak pelaku industri perhotelan di kepri untuk bangkit, kreatif, berinovasi dan berkreasi ditengah kebijakan efisiensi anggaran yang diberlakukan oleh pemerintah saat ini.
Menurutnya kebijakan efisiensi anggaran juga pernah diberlakukan pada saat pemerintahan presiden sebelumnya, dengan demikian pelaku industry perhotelan semestinya sudah terbiasa dengan kondisi ini.
Baca: Kata Ganjar Pranowo Soal Rencana KIM Plus Jadi Koalisi Permanen
Ia berharap pemilik hotel untuk berinovasi dan tidak bergantung pada anggaran pemerintah.
“Saya kira dengan adanya efisiensi anggaran ini harus menjadi momen kebangkitan perhotelan untuk terus berinovasi dan berkreasi agar tidak terlalu bergantung dengan anggaran dari pemerintah. Ini dapat menjadi titik bangkit para pemilik hotel untuk menarik lompatan pola marketing, agar minat menginap warga bahkan warga Kepri dapat meningkat dihotel,” kata Sturman saat dialog melalui hubungan telpon di RRI Batam terkait dampak efisiensi anggaran terhadap pelaku industry perhotelan, Senin (14/4).
Diakui Sturman dampak efisiensi anggaran ini tidak hanya dirasakan oleh pelaku industry perhotelan namun juga dirasakan menyeluruh.
“Semua aspek terkena dampak dari efisiensi ini, tapi harus kita lalui. Saya juga terima kasih kepada pelaku hotel di Kepri atas aspirasi ini, ini nanti bakal menjadi bahan rapat saya nanti bersama pemerintah pusat,” tutupnya.
Sementara itu Ketua DPD Indonesian Hotel General Manager association atau IHGMA Kepri, Mohamad Hanafiah mengatakan bisnis perhotelan saat ini mulai merasakan dampak dari kebijakan efisiensi anggaran. Menurutnya terjadi penurunan okupansi hotel saat ini yang mencapai hingga 60 persen.
Baca: Ganjar Pranowo Mempertanyakan Klaim Sawit Sebagai Aset Nasional
Diakuinya sejak berlakunya kebijakan efisiensi anggaran awal februari lalu, kegiatan seminar atau rapat dari OPD pemerintahan jarang dilakukan dihotel di Kepri. Padahal menurutnya sebelum adanya kebijakan efisiensi anggaran, dalam sekali menyelenggarakan rapat, pemerintah bisa mengeluarkan biaya antara puluhan hingga ratusan juga rupiah.
“Ini adalah kondisi yang sulit. Semua hotel pengalami penurunan okupansi. Hotel di Kepri sekarang mencoba untuk mengurangi pengeluaran dengan cara seperti hemat energi, mengurangi porsi makanan, bahkan ada opsi terakhir yakni merumahkan karyawan,” ungkapnya.