Jakarta, Gesuri.id - Komisi IV DPR RI menerima kunjungan Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams PSM.
Kunjungan ini membahas mengenai bantuan yang ingin diberikan Australia terhadap Pemerintah Indonesia terkait penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Baca: Risma Beberkan Penyebab Bansos yang Terkubur di Depok
Kedatangan Dubes Australia diterima langsung oleh Ketua Komisi IV DPR RI Sudin didampingi jajaran Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Budisatrio Djiwandono, Rusdi Masse Mappasessu, Anggia Erma Rini serta Anggota Komisi IV DPR RI Alien Mus.
“Jadi hari ini Duta Besar Australia untuk Indonesia Penny Williams PSM datang ke Komisi IV. Kami terima dengan senang hati, dikarenakan Pemerintah Australia sangat affair ingin membantu Pemerintah Indonesia dalam penanganan Penyakit Mulut dan Kuku, kurang lebih nilainya hampir 10 juta dolar Australia,” ujar Sudin usai pertemuan di Ruang Pimpinan Komisi IV DPR RI, Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Kamis (18/8).
Bantuan senilai 10 juta dolar Australia yang diberikan Pemerintah Australia ini berbentuk vaksin dan juga ear tag.
“Ear tag itu istilahnya tanda bahwa ini (sapi) sudah divaksin. Seperti kita, kita kan ada kartu vaksin, sama dia juga. Ear tag itu tujuannya untuk itu, supaya menandai bahwa ini (sapi) sudah di vaksin, ini belum,” ucap Sudin.
Baca: Sudin Hadiri Peresmian Gereja Katolik dі Sерutіh Rаmаn
Politisi PDI Perjuangan tersebut menjelaskan, hubungan Australia dan juga Indonesia telah cukup lama terjalin, termasuk dalam hal perdagangan, bukan hanya dalam hal perdagangan sapi.
Sudin pun menyatakan dirinya sempat menyinggung adanya surplus perdagangan Australia-Indonesia yang masih ada ketimpangan. Indonesia pun mengimpor sejumlah komoditas pangan dari Australia.
“Dubes Penny mengatakan, kami memasukkan turis (Australia ke Indonesia) cukup banyak. Menghabiskan sekian juta dolar (di Indonesia), terutama ke Bali. Tapi kan perdagangannya kan sangat jomplang. Seperti misalnya kita masih impor garam dari sana, buah-buahan, gandum dan lain-lain. Maka tadi saya bilang harus ada take and give-nya. Kami impor tapi kamu harus siap membantu negara kami untuk masalah yang lain,” tandas Sudin.