Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin menilai staf pembantu Presiden saat ini terlalu gemuk.
Akibatnya, dengan staf sebanyak itu, maka rentang kendali dan rantai komando sebuah keputusan yang dibuat oleh presiden sangat jauh dan lebar.
Baca: Kang Hasan Kritisi Pejabat Negara yang Rangkap Jabatan
"Patut kita dukung bila Presiden mulai memikirkan meringkas lembaga lembaga yang kurang penting. Lembaga negara harus kecil , efektif dan efisien," kata Hasanuddin dalam keterangannya, Sabtu (4/7).
Politisi PDI Perjuangan ini menyoroti di sekitar istana ada Sekretaris Negara (Sesneg), Seskab, Sesmil, Wantimpres, KSP dan Staf Ahli.
Belum lagi, lanjut Hasanuddin, di bagian itu ada juga Staf Ahlinya.
"Di KSP misalnya ada beberapa deputi plus tenaga ahli plus Wanhat KSP," tuturnya.
Akibatnya, sambung Hasanuddin, saran dan masukan untuk presiden akan sulit diterima dengan cepat dan tepat karena rentangnya terlalu jauh.
"Ujung ujungnya setiap keputusan presiden walau cepat tapi lelet di dilaksanakan di bawahnya," cetusnya.
Hasanuddin membandingkan, di masa Megawati Soekarnoputri menjadi presiden, kementrian justru lebih ramping.
Baca: Pemda Jangan Asal Terapkan New Normal!
Kementrian perdagangan dan industri digabung menjadi kementrian industri dan perdagangan, bahkan Seskab pun di rangkap oleh Sesneg.
"Tak ada wantimpres, KSP dan Staf'-staf lainnya. Saat itu semuanya baik baik saja," tandasnya.