Ikuti Kami

Trimedya Minta Presiden Berhati-hati Pilih Kapolri Baru

Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis akan mengakhiri tugasnya pada Januari 2021 mendatang. 

Trimedya Minta Presiden Berhati-hati Pilih Kapolri Baru
Anggota Komisi III DPR RI Trimedya Panjaitan.

Jakarta, Gesuri.id - Anggota Komisi III DPR RI Trimedya Panjaitan mengingatkan Presiden Jokowi untuk lebih berhati-hati dalam memilih Kepala Polisi Republik Indonesia (Kapolri) yang baru.

Terlebih Kapolri Jenderal Polisi Idham Azis akan mengakhiri tugasnya pada Januari 2021 mendatang. 

“Tantangan ke depan sangat berat. Jadi, presiden jangan sampai salah pilih Kapolri yang akan datang,” kata Trimedya di Jakarta, Selasa (17/11).

Baca: Herman: Pencopotan Kapolda Jadi Imbauan Keras Kapolri

Menurut dia, ada beberapa kriteria calon kapolri yang harus menjadi perhatian presiden. Yaitu, kapolri yang baru nanti harus merupakan sosok yang sedikit kepentingan pribadinya. Jika dibilang tidak ada kepentingan pribadi, hal itu tidak mungkin. Jadi, dia sosok yang sudah hampir selesai dengan dirinya.

Politisi PDI Perjuangan itu menyatakan, kapolri mendatang harus sosok eksekutor dan memperhatikan angkatan. 

Sebab, kata dia, untuk membenahi institusi polri, salah satu hal yang harus diperhatikan adalah bagaimana regenerasi berjalan dengan baik.

Yaitu, bagaimana rekrutmen, promosi, dan mutasi bisa berjalan dengan baik. Kapolri juga harus sosok yang mau telaten membenahi mulai dari rekrutmen.

“Semua itu kan sangat tergantung dari mulai rekrutmen. Kalau rekrutmennya baik pasti hasilnya baik,” tutur politisi yang berlatarbelakang pengacara itu.

Trimedya, Kapolri ke depan harus bisa lebih mengedepankan fungsi pengayoman masyarakat, bukan fungsi penegakan hukum.

Saat ini, polisi lebih mengedepankan penegakan hukum. Seharusnya yang lebih dikedepankan adalah memelihara ketertiban umum, memberikan rasa aman kepada masyarakat, baru kemudian penegakan hukum.

Selain itu, kapolri yang akan datang harus bisa membenahi Bhabinkamtibmas, sehingga bisa melakukan deteksi dini, termasuk mendeteksi potensi teroris, kenakalan remaja, penyalahgunaan narkoba, penyimpangan-penyimpangan dalam berbagai proyek pembangunan, dan permasalahan lainnya.

Menurut dia, saat ini Bhabinkamtibmas agak lemah karena tidak banyak perhatian. Yang harus diperhatikan Bhabinkamtibmas adalah alat komunikasi, kendaraan, honor, dan lainnya. Kalau itu diperhatikan dan berkolaborasi dengan Babinsa, maka deteksi dininya akan kuat dan tercipta rasa aman.

Baca: Presiden Tegaskan Keselamatan Warga Jadi Hukum Tertinggi

Soal profesional, modern, dan terpercaya (Promoter) yang menjadi program kerja Polri, menurut dia, sejauh ini sudah cukup bagus. Terbukti, komplain terhadap Polri belakangan sudah semakin berkurang. Itu harus diapresiasi. “Tapi Bhabinkamtibmas itu yang harus diperhatikan, termasuk anggarannya,” kata dia.

Dia menilai, sosok Kapolri Idham Azis sebenarnya sudah cukup bagus, karena sudah hampir selesai dengan dirinya, sehingga tidak memiliki beban. Namun, dari sisi gebrakan, Idham Azis dinilai kurang menonjol. 

“Mungkin karena dia hanya menjabat satu tahun dua bulan saja dan termakan Korona,” papar dia.

Menurut dia, sosok Kapolri ke depan harus bisa mengkombinasikan apa yang sudah dilakukan Idham Azis dan Tito Karnavian. Keduanya mempunyai kekurangan dan kelebihan. Dia mengusulkan agar kapolri ke depan jangan yang sangat dekat masa pensiun. Tapi juga jangan yang terlalu lama pensiunnya, agar terjadi regenerasi.

Quote