Jakarta, Gesuri.id - Ketua Komisi E DPRD Jawa Timur, Sri Untari Bisowarno menekankan bahwa tuntutan HerAction harus dilihat bukan hanya sebagai seruan retorika.
Tapi juga sebagai panggilan aksi nyata yang menuntut perubahan lebih maju untuk perempuan.
Baca: Ganjar Pranowo Harap Masalah Gas Melon Cepat Tuntas
“Tuntutan ini bukan sekadar retorika, melainkan panggilan untuk aksi nyata dalam mewujudkan kesetaraan yang sesungguhnya. Kita harus segera bergerak, tidak hanya di atas kertas, tapi dengan langkah-langkah konkret di setiap sektor, dari pendidikan hingga ekonomi, untuk mendukung perempuan di Jawa Timur dan seluruh Indonesia,” ungkap Sri Untari Bisowarno.
Untuk itu, Untari memiliki harapan yang besar kepada HerAction untuk mampu membawa perubahan yang nyata di Indonesia. Dia menyatakan akan senantiasa mengawal setiap gerakan dan aspirasi dari seluruh perempuan di Jawa Timur.
“Kami mengajak semua pihak untuk tidak hanya mendengarkan, tetapi juga berpartisipasi dalam gerakan ini. Mari kita rayakan International Women’s Day dengan semangat persatuan, aksi nyata, dan komitmen untuk perubahan,” tutur perempuan yang juga Sekretaris DPD PDI Perjuangan Jatim tersebut.
Baca: Ganjar Pranowo Belum Pastikan Maju Pada Pilpres 2029
Sementara itu, Founder HerAction, Yolanda Aprillia Pradhita berharap, melalui aksi yang digelar itu, DPRD Jawa Timur dapat turut mengimplementasikan 7 tuntutan yang telah disampaikan agar tidak terjadi kesenjangan antara retorika dan realitas.
“Tujuh tuntutan yang kami ajukan mencakup aspek fundamental: dari penegakan kesetaraan gender, prioritas akses pendidikan dan kesehatan berkualitas, hingga perlindungan hukum dan pemberdayaan ekonomi. Kami yakin bahwa jika semua aspek ini terintegrasi, maka perempuan tidak hanya akan mendapatkan akses yang layak, tetapi juga bisa menjadi kekuatan pendorong perubahan di masyarakat,” terang Yolanda.