Wonosobo, Gesuri.id - Anggota Komisi IV DPR RI, Vita Ervina menyebut bahwa masalah dan karut-marut pendistribusian pupuk bersubsidi menjadi masalah klasik yang sering dihadapi oleh teman-teman petani, apalagi dengan dibatasinya jenis pupuk subsidi tentunya akan menjadi masalah bagi para petani.
Hal itu mengingat saat ini hanya ada 9 jenis tanaman yang dapat diusulkan mendapat bantuan pupuk subsidi, yaitu padi, jagung, kedelai (tanaman pangan), kopi, kakao, tebu (perkebunan), dan bawang merah,bawang putih, cabai (hortikultura).
“Saat inipun kami di komisi IV DPR RI sedang fokus bagaimana membenahi sistem subsidi pupuk. Kami melihat, penggunaan pupuk organik penting agar tidak bergantung lagi pada pupuk-pupuk kimia yang dari harga lebih mahal dan tentunya tidak ramah terhadap keberlanjutan tanah,” kata Vita saat Bimbingan Teknis Sosialisasi Perlindungan Lahan Pertanian dan Manfaat Penggunaan Pupuk Organik untuk Peningkatan Produktivitas Pertanian, di Surya Asia, Senin (8/5).
Baca: Bupati Karolin Minta Pemerintah Pusat Kendalikan Harga Pupuk
Vita menyebut, khusus pada tanaman pangan dan hortikultura yang selama ini petani bergantung pada pupuk-pupuk kimia seperti urea, npk, phonska dan lain sebagainya, kedepannya harus mulai membiasakan bagaimana penggunaan pupuk secara berimbang antara kimia dan organik, yang lambat laun jika tanah sudah mulai terbiasa dengan pola tersebut, tanah akan mampu beradaptasi.
"Pada tahun ini melalui Ditjen. PSP saya akan mendorong agar petani di kabupaten Wonosobo untuk komoditas padi dan jagung untuk mendapatkan bantuan pupuk organik. Tentunya bantuan tersebut nantinya kami harapkan dapat memberikan manfaatat lebih,” katanya.
Salah satu Narasumber, Sri Murtiati dari Balai Penerapan Standar Instrumen Jawa Tengah menjelaskan pemanfaatan pupuk organik guna meningkatkan produktifitas pertanian.
Baca: DPR Minta Bappenas Buat Peta Jalan Konsolidasi Pabrik Pupuk
Sementara itu, perwakilan Direktur Perlindungan dan Perluasan Lahan, Dede Sulaeman menyebutkan bahwa di lahan pertanian ada tiga aspek penentu kesuburan.
“Hari ini ke fokus itu dengan organik. Sebagai makanannya tanah. Konservasi sebagai upaya teknis dan non teknis agar tidak terdegradasi ada model-model yang dikembangkan seperti pemanfaatan bak penampung. Perlindungan lahan ini sebagai faktor utama sebagai simultan dan jaga kelanjutan konservasi oleh petani.
“Untuk upaya Konservasi lahan rusak ada rekomendasi pemanfaatan pupuk tepat penggunaan waktu dan dosis. Butuh sosialisasi ke petani secara akumulatif untuk kembalikam fungsi lahan subur,” katanya.