Ikuti Kami

Wayan Koster Sosialisasikan Haluan Pembangunan Bali Masa 100 Tahun Era Baru 2025–2125

Dr. I Wayan Koster, yang juga merupakan Ketua DPD PDI Perjuangan Bali, menyampaikan berbagai isu penting yang tengah dihadapi provinsi Bali.

Wayan Koster Sosialisasikan Haluan Pembangunan Bali Masa 100 Tahun Era Baru 2025–2125

Jembrana, Gesuri.id - Ketua DPD PDI Perjuangan Bali, Dr.Ir.I Wayan Koster, M.M Gubernur 2018 – 2023 menghadiri acara sosialisasi Haluan Pembangunan Bali Masa Depan 100 Tahun Era Baru 2025-2125 di Gedung Mendopo Kesari, Kecamatan Negara. Acara tersebut juga dihadiri oleh mantan Bupati Jembrana dua periode, I Gede Winasa, yang juga ayah kandung Ipat

Dr. I Wayan Koster, yang juga merupakan Ketua DPD PDI Perjuangan Bali, menyampaikan berbagai isu penting yang tengah dihadapi provinsi Bali dan memberikan arahan kepada para kader partai untuk mengatasi tantangan-tantangan tersebut.

Salah satu isu utama yang disoroti Koster adalah ancaman pasar modern terhadap pasar tradisional dan kuliner lokal.

“Sekarang ada Starbucks dan berbagai macam gerai modern lainnya. Ini mengancam kuliner lokal kita, jadi harus dikendalikan,” ujarnya, Minggu (14/7/2024).

Ia juga mengingatkan bahwa di masa lalu, di Jembrana tidak ada pasar modern, dan menginginkan kondisi tersebut tetap terjaga demi melindungi ekonomi lokal.

Koster juga menyinggung pentingnya menjaga kedaulatan pangan di Bali. Ia meminta “Kembang-Ipat” dan anggota fraksi lainnya untuk serius menangani masalah ini.

“Jangan sampai gabahnya keluar. Biarlah gabah Bali diolah di Jembrana. Kami akan membantu dengan pengolahan gabah dari petani, agar bisa diambil oleh satu lembaga usaha dan tidak perlu dijual keluar. Jadi, dia berputar di sini. Jangan pula kita jual gabah, lalu membeli beras yang diolah di tempat lain. Kita jual murah, beli mahal. Kita rugi,” tegasnya.

Lebih lanjut, Wayan Koster menekankan pentingnya menjaga lingkungan, termasuk danau, mata air, dan sungai, yang menjadi ancaman ketersediaan air.

“Ini mengancam sumber kehidupan serta keanekaragaman hayati di provinsi Bali,” tambahnya. Ancaman perubahan iklim global juga menjadi perhatian, karena dapat mengancam sistem pertanian Bali. “Kita harus mengantisipasi ketersediaan kebutuhan hidup kita. Semua harus dijaga.”

Selain itu, Wayan Koster menyampaikan kekhawatirannya mengenai potensi punahnya nama tradisional Bali, seperti Nyoman dan Ketut. Ia mengusulkan agar dalam setiap acara pernikahan, pasangan suami istri bersepakat untuk memiliki empat anak, agar nama-nama tersebut tetap terjaga.

Di akhir pidatonya, Koster menegaskan pentingnya integritas dan kejujuran dalam menjalankan tugas.

“Kejujuran jangan sampai berkurang, dan jangan sampai terlibat masalah hukum di Komisi Pemberantasan Korupsi. Kita bisa menjalankan ini ke depan,” ucapnya.

Pertemuan ini dihadiri oleh sejumlah kader PDI Perjuangan dari berbagai daerah di Bali, yang menunjukkan dukungan penuh terhadap arahan dan visi yang disampaikan oleh Wayan Koster.

Sumber

Quote