Semarang, Gesuri.id - Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, saat ini luas kawasan kumuh tersisa sekitar 300 hektare. Pada 2017 lalu luas kawasan kumuh mencapai 415 hektare.
"Walau luas kawasan kumuh di Kota Semarang sudah berkurang signifikan. Tapi sisanya masih menjadi pekerjaan rumah besar," katanya, Jumat (6/7).
Baca: Hendi Fokus Pembebasan Lahan untuk Proyek SORR
Untuk itu, Pemkot Semarang mendorong pihak swasta mengikuti program perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH) sehingga sudut pandang kawasan kumuh dari yang semula menjadi tanggung-jawab kota, sekarang menjadi tanggung jawab bersama.
"Sehingga kalau sudut pandangnya sudah berubah, pihak swasta jadi tidak perlu kami kejar-kejar untuk bisa partisipasi. Justru pihak swasta yang menggandeng kami di pemerintah," ucap Hendi, sapaan akrab politisi PDI Perjuangan itu..
Sebagai informasi, sebanyak 1.500 unit RTLH bakal diperbaiki Pemkot Semarang pada 2019. Jumlah rumah yang diperbaiki tersebut meningkat, karena pada 2018 dilakukan perbaikan 1.063 RTLH.
"Satu unit rumah dianggarkan Rp 15 juta. Kami targetkan nanti pada 2021 Kota Semarang bebas dari RTLH," kata Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman, Muthohar.
Baca: Ribuan Warga Berebut Salaman dengan Hendi
Dia menambahkan, sejak 2011, Pemkot Semarang telah memperbaiki sekitar 10 ribu unit RTLH. Program tersebut merupakan salah satu cara untuk mengurangi wilayah kumuh di Kota Semarang.
"Program ini akan terus dilanjutkan secara berkesinambungan. Kami juga merangkul pihak swasta untuk ikut berkontribusi dengan dana CSR," imbuhnya.