Jakarta, Gesuri.id - Politikus PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno menanggapi bahwa munculnya lebih dari dua paslon dimungkinkan karena ambang batas pencalonan presiden (presidential threshold) sebesar 20 persen.
Ia pun memperkirakan ada tiga paslon yang bertanding di Pilpres mendatang.
Baca: Serukan Penggulingan Jokowi, Habib Jafar Shodiq Makar!
“Peluang empat calon (di Pilpres 2024) ada. Tapi kemungkinan besar, berdasar perhitungan matematika politik, tiga pasang calon. Kita lihat nanti,” kata Hendrawan ketika dihubungi, Minggu (20/2).
Ia mengingatkan, pertimbangan pembentukan koalisi tidak bisa hanya dikaji secara matematika, namun juga harus mempertimbangkan aspek sosiologi dan psikologi.
“Soalnya calon yang maju tidak hanya berdasar matematika politik, tapi juga sosiologi dan psikologi politik,” sebut dia.
Lebih lanjut, anggota Komisi XI DPR RI tersebut menganggap hadirnya dua paslon seperti Pilpres 2014 dan 2019 lalu bisa berdampak pada terciptanya pembelahan di masyarakat.
“Ada benarnya (dua paslon menimbulkan polarisasi) karena dua calon cenderung menimbulkan efek binary, efek polaristik. Apalagi bila ada penumpang yang ingin memanfaatkan calon,” ujarnya.
Terkait calon yang akan diusung PDI Perjuangan, Hendrawan belum bisa memastikannya karena diskusi internal maupun eksternal masih terus dilakukan hingga saat ini.
“Soal siapa pasangan calonnya, masih susah ditebak. Butuh waktu panjang untuk 'jual beli' informasi, persepsi, aspirasi, intuisi dan kalkulasi perhelatan,” tandasnya.
Baca: Wayang, Syiar Islam Hingga Identitas Kebudayaan Bangsa
Sebelumnya, Refly Harun melihat ada potensi empat poros pengusung Pilpres 2024. Salah satu skenario yang dilihatnya mungkin yakni pasangan Prabowo Subianto-Puan Maharani, Anies Baswedan-Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Ganjar Pranowo-Muhaimin Iskandar (Cak Imin), dan Airlangga Hartarto-Zulkifli Hasan.
"Mungkin kita punya paslon di koalisi PDI Perjuangan Prabowo-Puan. Di koalisi NasDem it could be possible Ganjar, misal tiba-tiba di-endorse NasDem dan wakilnya Muhaimin Iskandar. Ini andai, ya. Kemudian Airlangga-Zulhas, kemudian Anies dan AHY misalnya," kata Refly dalam siaran YouTube-nya, Kamis (17/2). Dilansir dari kumparancom.