Jakarta, Gesuri.id - Bisa dibilang Jawa Tengah (Jateng) sangat beruntung bisa mendapatkan sosok Andika Perkasa yang menjadi calon kuat Gubernur Jawa Tengah.
Beliau berpasangan dengan Hendrar Prihadi mantan wali Kota Semarang yang menjadi wakilnya saat ini. Dua sosok hebat itu diyakini dapat saling mengisi dan berkolaborasi untuk mempercepat pembangunan di Jawa Tengah. Selain itu, Andika dan Hendrar punya gaya kepemimpinan yang kuat.
Bicara soal kultur atau budaya di Jawa Tengah, masyarakatnya sangat lekat sekali dengan kebiasan yang diwariskan oleh para leluhurnya. Prinsip alon-alon waton kelakon (tidak tergesa-gesa), urip iku urup (hidup itu menyala), nrimo ing pandhum (ikhlas), tepo seliro (tenggang rasa), dan mikul dhuwur mendhem jero (menghargai orang tua) sangat dijunjung tinggi. Hidup di Jawa Tengah dengan kultur yang kuat akan membuat masyarakatnya sangat nyaman bila dibandingkan hidup di Jakarta yang setiap hari harus dipacu oleh kemacetan, deadline, tekanan tinggi, kesumpekan, keruwetan hingga polusi asap kendaraan yang membentuk karakter keras orang-orang Jakarta. Karena itulah pasangan Andika Perkasa yang berhasil menempa pribadinya dengan keras, tegas dan disiplin adalah sosok yang digadang-gadang bisa membawa tingkat kesejahteraan warga Jateng lebih maju lagi di masa depan.
Baca: Ganjar Tegaskan Petani Harus Sejahtera Jika Ingin Hapus Kartu Tani
Pemimpin dan kepemimpinan tidak dapat dipisahkan karena merekaadalah satu. pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi, memberikan arahan, dan membantu individu untuk mencapai tujuan. Sehingga dapat dikatakan bahwa dalam suatu institusi, baik dalam korporasi, maupun dalam organisasi seperti perkantoran dan perpustakaan, diperlukan pemimpin yang kuat dan nyata yang dapat mencapai tujuan bersama dalam kelompok dan individu. Kepemimpinan adalah proses dimana seorang pemimpin menetapkan visi dan berinteraksi dengan pengikut untuk membuat visi menjadi kenyataan. Cara di mana seorang pemimpin bertindak dan tindakan yang dilakukan bawahannya untuk mendukung pencapaian tujuan dikenal sebagai gaya pemimpin.
Andika Perkasa adalah seorang pemimpin yang percaya pada demokrasi dan menjaga nilai dan martabat yang melekat pada orang-orang yang dia pimpin. Di mata banyak orang, dia adalah pemimpin yang menarik, percaya diri dan visioner (dengan visi yang realistis). Dengan jaringan yang kuat di seluruh dunia, intelijen, keterampilan kepemimpinan yang terbukti, dan pendidikan militer dan umum yang luar biasa, Jenderal Andika telah ditunjuk sebagai Panglima Tentara Nasional Indonesia oleh Presiden
Dalam perjalanannya untuk dipromosikan menjadi Jenderal, Jenderal Andika memutuskan untuk menghapus metode seleksi keperawanan untuk Komando Wanita Angkatan Darat ketika ia menjadi KSAD. Andika menganggap bahwa itu adalah pelanggaran hak asasi manusia (HAM). Dalam Catatan Teknis TNI AD tentang Pemeriksaan Kesehatan No.B/1372/VI/2021 (Juknis), Mayjen TNI Dr. TNI Budiman menyatakan,pembatalan tes keperawanan bagi pelamar Kowad dan calon istri prajurit TNI adalah diizinkan. Selain itu Andika juga mengubah seleksi potensi intelektual dengan melihat nilai ijazah SMA calon siswa TNI. Jenderal Andika menjelaskan, karena ujian sudah menjadi bagian dari ijazah sekolah sebelumnya,maka tidak perlu lagi diambil tes. Selain itu, hal ini dinilai dapat menghematbiaya dan waktu, sehingga seleksi calon mahasiswa TNI lebih efektif dan efisien.
Saat menjadi KSAD, Jenderal Andika tampil gemilang di pentas internasional. Di mata banyak orang, dia adalah pemimpin yang menarik, percaya diri dan visioner (dengan visi yang realistis). Jenderal Andika memberikan kesempatan yang sama bagi WNI untuk ikut seleksi tes masuk TNI tanpa ada diskriminasi atau perbedaan. Menurut Jenderal Andika, prasangka dalam perekrutan personel TNI telah dihilangkan di bawah kepemimpinannya. Menjadi jelas baginya bahwa dalam masyarakat demokratis, semua warga negara memiliki akses yang sama atas manfaat dan hak istimewa yang sama.
Soal dianggap pejabat penting, Jenderal Andika Perkasa tak terlalu ambil pusing. Beliau bersikeras memberi tahu bawahannya berulang kali bahwa dia bukan raja. Untuk lebih eksplisit, dia ingin dianggap seperti warga negara lainnya, bukan hanya sebagai pejabat tinggi. Menurut Kapten Dwi,Jenderal Andika Perkasa adalah seorang pemimpin yang kuat. “Dia tidakpernah ragu-ragu dan teliti dalam pengambilan keputusan," katanya.
Serma Sidik membuat pernyataan. “Sebagai bonus, saya ingin mengucapkan terima kasih atas semua pelajaran hidup yang dia pelajari melalui profesinya. Tampaknya "dia pria yang berhati-hati, dan itu cenderung mengajari kita banyak hal, dan ketelitian itu bisa berjalan beriringan."
Pengamat intelijen Stanislaus Riyanta berbicara tentang apa yang menjadi viral di media sosial tentang tentara yang dihukum dan dipecat karena kesalahan istri mereka, yang adalah warga sipil. Ketika Panglima Kodim Kendari Kolonel Hendi Suhandi dihukum oleh seorang atasan yang berwenang menghukum, kebetulan atasannya langsung yaitu Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) atas postingan istrinya viral di media sosial, yang saat itu mengomentari soal penusukan oleh orang tak dikenal kepada Menko Polhukam saat itu adalah purn. Jenderal Wiranto. Akibatnya, tentara tersebut dipecat oleh Andika Perkasa.
Baca: Ganjar Beri Sinyal PDI Perjuangan Tidak Gabung ke Pemerintahan
Dengan jaringan yang kuat di seluruh dunia, intelijen, keterampilan kepemimpinan yang terbukti, dan pendidikan militer dan umum yang luar biasa, Jenderal Andika berhasil menjadi Panglima Tentara Nasional Indonesia oleh Presiden. Teman lama presiden, mantan Danpaspampres Andika menyebut bahwa Andika berasal dari dimensi darat yang merupakan rumah bagi anggota TNI paling banyak.
“TNI berada di jalur yang benar, dan Andika hanya mengikuti jejak Marsekal TNI Hadi Tjahjanto. Namun, masih banyak cara untuk memperbaiki. Wabah terorisme, kelompok sempalan, dan separatis” lanjutnya menjelaskan. Tidak masalah bagi mereka yang merasa Panglima TNI harus diangkat secara bergilir," katanya. Bukannya "harusdirotasi", ia menegaskan bahwa posisi pertama di markas TNI di Cilangkap bisa "dirotasi".
Tidak masalah, TNI akan tetap solid dan patuh pada panglima berapapun dimensinya. “Waktu kerja yang relatif singkat tentunya tidak menjadi kendala untuk kerja yang optimal, dan juga akan ada penggantian staff agar mobil tetap beroperasi.” pungkasnya