Jakarta, Gesuri.id - Bakal calon Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng bertamu ke sekretariat Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII).
Kunjungan ini bukan sekadar menambah dukungan, tapi lebih dalam lagi, mendiskusikan pelaksanaan efektivitas untuk kesejahteraan masyarakat.
Agustina Wilujeng mengaku sedang berbelanja masalah masyarakat. Sebagai organisasi masyarakat, LDII pasti menerima banyak keluhan dan memahami problematika masyarakat.
Baca: Ganjar Pranowo Tegaskan Tak Berniat Ikuti Pilkada
"Jika masalah sudah diidentifikasi, akan lebih mudah mengajak berkolaborasi untuk mencari solusi. Saat ini bukan saatnya mengajak masyarakat sekadar memilih pemimpin, namun harus ada edukasi memilih yang paham masalah," kata Agustina Wilujeng kepada liputan6.com, Selasa (17/9).
Ditambahkan, biasanya para calon akan memaparkan visi dan misinya serta menebar janji tanpa mengetahui persoalan masyarakat.
"Budaya ilmiah, riset, dialog saat ini mendesak sekali. Tujuannya agar masyarakat tak mendapatkan pemimpin hasil pencitraan saja," katanya.
Ketua LDII Jawa Tengah, Prof. Singgih menyebutkan bahwa Agustina Wilujeng sudah terbiasa dengan langkah-langkah ilmiah mengatasi masalah.
"Mbak Agustin ini termasuk bimbingan doktor saya yang cepat selesai yang mengangkat judul masalah ketahanan pangan dan pembangunan manusia. Artinya biasa menggunakan metodologi ilmiah dan akademis dalam merumuskan masalah dan mencari solusinya," kata Prof Singgih
Ketua LDII Kota Semarang Suhindiyo menyampaikan bahwa saat ini sikap intoleransi masih menjadi ancaman kehidupan bernegara. Intoleransi itu bukan hanya tentang agama, namun juga pemikiran.
"Saya berharap Semarang sebagai kota dengan toleransi yang sangat tinggi bisa dijaga dan dirawat," katanya.
Baca: Ganjar: Perlu Ada Ruang 'Check and Balances' di Pemerintahan
Ia juga berharap tak ada perlakuan diskriminasi jika ada yang berbeda pemikiran dengan pemerintah. Pemikiran tidak harus seragam sesuai yang dikehendaki pemerintah. Tak harus memuji, namun mengkritik juga memiliki hak yang sama.
Diminta tanggapannya, Agustina Wilujeng berkata singkat bahwa manusia Pancasila itu akan menolak kesewenang-wenangan, berlaku aji mumpung, dan menghindari keserakahan.
"Kalau sepakat dengan Pancasila, berarti berani menolak kesewenang-wenangan," katanya.