Jakarta, Gesuri.id - Aliansi Masyarakat Pengawal Pemilu (AMPP) menggelar aksi mendukung Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto soal pernyataannya terkait dugaan kecurangan Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 di depan Patung Kuda Monas, Jakarta Pusat.
"Kami mendukung Hasto Kristiyanto tetap berani menyuarakan kebenaran karena saudara Hasto adalah bagian dari masyarakat dan sebagai seorang politisi dan negarawan yang berani mengatakan benar ya benar, salah ya Salah," ujar Koordinator aksi AMPP Anas Ainur Ajib saat menyampaikan orasi yang disampaikan melalui keterangan tertulis, Kamis (28/3/2024).
Anas menyebut Aliansi Masyarakat Pengawal Pemilu (AMPP) akan mendukung Hasto terkait data dugaan kecurangan Pemilu 2024 tersebut.
"Hasto Kristiyanto sangat berani menyebarkan data lapangan yang ia dapatkan bahwa ada Jason Script yang di pasang untuk menahan suara paslon 03 dan intimidasi yang didapatkan dari kader-kader PDIP," terang dia.
Anas pun turut menyampaikan fakta dan data yang disampaikan Hasto berdasarkan IT dan Forensik. Menurutnya, sebagai politisi dan negarawan, Hasto adalah sosok yang berani membongkar kecurangan Pemilu dan menggugat melalui jalur MK yang sesuai mekanisme.
"Kami akan mengawal dan menyuarakan fakta dan data kecurangan Kegilaan Penguasa," ujar Anas.
Menurut dia, jika kritik masukan, inspirasi yang disampaikan dan data lapangan yang dibawakan tidak didengarkan, tidak ditimbang dengan benar, maka pihaknya akan melakukan Pengadilan Jalanan dan hanya ada satu kata yaitu lawan.
"Hingga aksi ini selesai digelar belum ada data dan fakta yang kami dapatkan dari Hasto Kristiyanto digubris oleh penyelenggara Pemilu," ucap Anas.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyebut masih banyak perubahan suara terjadi pada data sirekap usai Komisi Pemilihan Umum (KPU) memutus perolehan rekapitulasi suara pemilu 2024.
Perubahan tersebut, kata dia, masih berlangsung hingga Kamis siang (21/3/2024). Diketahui, KPU memutus hasil perolehan suara Pemilu pada Kamis (21/3/2024) pukul 22.09 WIB.
"Saya mengecek, tadi malam saya tungguin langsung dari jam 23.00 tadi malam, sampai tadi siang sekitar jam 12.30 itu setidaknya masih ada perubahan dilebih dari 753 kali perubahan padahal dinyatakan sudah rekapitulasi selesai," ungkap Hasto, dikutip Jumat (28/3/2024).
Hasto kemudian juga menyoroti beberapa problematika yang hulunya pada saat pencoblosan 14 Februari lalu pada sistem Sirekap KPU. Ia menyebut lebih dari 243.000 TPS telah terjadi penggelembungan suara.
"KPU mengatakan Sierekap ini hanya alat bantu, tetapi di dalam praktek dan juga sesuai dengan peraturan KPU sendiri, Sirekap bukan sekedar alat bantu. Di dalam praktek ketika terjadi persoalan selisih antara C1 yang disampaikan oleh saksi-saksi, dengan hasil perhitungan, itu rujukannya adalah Sierekap," pungkas dia.
"Kalau kita lihat selisih antara suara sah 01, 02, dan 03 yang seharusnya sama dengan suara sah, itu ternyata mencapai 23,44 juta suara dan ini terjadi penggelembungan suara," sambung Hasto seraya menandaskan.