Jakarta, Gesuri.id - Sekretaris DPD PDI Perjuangan Kaltim, Ananda Emira Moeis, tak bisa menyembunyikan keterkejutannya ketika mendapati kabar bahwa Rusmadi malah menyatakan dukungannya kepada pasangan Rudy-Seno, yang justru berseberangan dengan rekomendasi partai.
Langkah politik Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Samarinda, Rusmadi Wongso, tiba-tiba saja mengundang tanya besar di kalangan PDI Perjuangan Kalimantan Timur (Kaltim).
“Saya kaget, karena komunikasi kami berjalan baik. Tapi mendadak beliau mendukung pasangan 02,” ujar Ananda, pada Senin (28/10/2024).
Sikap politik Rusmadi ini menjadi badai baru bagi PDI Perjuangan, mengingat Ketua Umum Megawati Soekarnoputri sudah memberikan dukungan resmi kepada pasangan petahana, Isran Noor dan Hadi Mulyadi, untuk Pilgub Kaltim 2024.
Di tengah polemik ini, Ananda memastikan bahwa Rusmadi masih berstatus sebagai kader partai, masih mengantongi Kartu Tanda Anggota (KTA) PDI Perjuangan. Namun, ia tak menampik bahwa intensitas Rusmadi di kegiatan internal PDI Perjuangan memang berkurang sejak ia menjabat sebagai pejabat di Samarinda.
“Setahu saya, beliau masih kader, tapi memang jarang aktif,” ujarnya sambil menyiratkan kekhawatiran terhadap loyalitas Rusmadi.
Kisruh ini semakin panas ketika Ananda mengindikasikan akan membawa perkara ini ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan. Langkah ini, menurutnya, perlu diambil agar partai bisa menentukan sikap yang tegas.
“Kami akan melapor ke DPP. Soal sanksi, bahkan pemecatan, itu sepenuhnya wewenang DPP. Kami hanya menjalankan proses sesuai aturan,” jelasnya.
“Kader PDI Perjuangan mestinya loyal, dan tegak lurus. Kalau belok-belok, ya namanya jadi Kader KTA,” tegasnya.
Ananda mengingatkan seluruh kader PDI Perjuangan untuk tetap satu komando di bawah kepemimpinan Ketua Umum.
“Arah Ibu Ketua Umum sudah jelas. Seluruh kader harus tegak lurus, tidak boleh ada yang menyimpang. Kita harus solid untuk memenangkan Isran-Hadi,” pungkasnya.
Sumber: klausa.co