Ikuti Kami

Ansy-Jane Fokus Pada Kesejahteraan Masyarakat Nelayan, Petani, dan Peternak di Debat Kedua

Ansy-Jane: Kami memiliki konsep membangun NTT dari desa dan pulau-pulau kecil..

Ansy-Jane Fokus Pada Kesejahteraan Masyarakat Nelayan, Petani, dan Peternak di Debat Kedua

Jakarta, Gesuri.id - Debat kedua Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT yang diselenggarakan KPU NTT berlangsung Rabu (6/11).

Pasangan nomor urut 1 Yohanis Fransiskus Lema dan Jane Natalia Suryanto (Ansy-Jane) memfokuskan diri pada kesejahteraan masyarakat nelayan, petani, dan peternak.

“Kami memiliki konsep membangun NTT dari desa dan pulau-pulau kecil. Desa menjadi sumber kemiskinan NTT yang harus mengalami kemajuan dan kesejahteraan. Desa adalah tempat penghidupan para petani, peternak, dan nelayan,” singgung Ansy Lema di Kupang, Senin (4/11).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, distribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) NTT tahun 2023, ekonomi terbesar NTT ditopang oleh sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan dengan persentase 28,10%. Artinya, perekonomian propinsi dengan jumlah penduduk 5,6 juta jiwa ini ditopang para petani, peternak, dan nelayan.

Ironinya, mayoritas kelompok nelayan petani peternak adalah kelompok miskin. Mereka menjadi sumber ekonomi NTT, namun mengalami kemiskinan ekstrim.

“Karena itu, kalau mau menyejahterakan masyarakat, maka berdayakan tiga sektor primer ini. Hadirkan program konkrit untuk masyarakat membangun desa. Mereka harus berdaya dan sejahtera,” ujar politisi PDI Perjuangan itu.

Untuk bisa meraih kesejahteraan, menurut Ansy Lema, pemimpin harus memiliki terobosan inovasi dan kreasi. Alasannya, APBD NTT terbatas sehingga tidak memiliki keleluasaan fiskal. 

Melihat postur APBD NTT 2024, pendapatan daerah tercatat sebesar Rp 5,164 triliun. Dari nominal tersebut, sebanyak Rp 1,773 triliun berasal dari PAD, sebesar Rp 3,388 triliun dari Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat (PTPP), dan sebesar Rp 2,55 miliar berasal dari pendapatan hibah.

PTPP digunakan untuk membayar kebutuhan gaji pegawai dan sejumlah program infrastruktur yang masuk dalam Dana Alokasi Khusus. 

Artinya, 67% APBD NTT berasal dari pusat, sementara kemampuan mandiri NTT melalui PAD hanya sekitar 33%. Padahal, untuk mengeluarkan NTT dari tingkat kemiskinan ekstrim, propinsi kepulauan ini membutuhkan dana yang besar untuk bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

“Kondisi ini belum ditambah dengan beban cicilan utang pemerintahan sebelummya yang harus dibayar hingga tahun 2029. Karena itu, kita harus mencari sumber pembiayaan alternatif untuk bisa memberikan kesejahteraan bagi masyarakat,” jelas mantan anggota DPR RI ini. 

Ansy Lema mengaku dirinya akan mencari sumber-sumber pembiayaan dari pihak ketiga melalui kerja sama dengan Civil Society Organization (CSO) atau Non Governmental Organization (NGO). Juga melalui kerja sama pihak ketiga dengan skema Kerja Sama Daerah dengan Pihak Ketiga (KSDPK) dan Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha Swasta (KPBU).

Ansy Lema juga akan berupaya meningkatkan PAD. Realisasi PAD NTT sejak 5 tahun terakhir berkisar antara Rp 1,1 triliun hingga Rp 1,4 triliun. Dia memiliki strategi untuk mengoptimalkan potensi yang ada agar PAD bisa meningkat.

Sumber; suarasikka.com

Quote