Jakarta, Gesuri.id - Analis politik Stratadata, Tommy Patrio Sorongan berpandangan bahwa Armuji yang merupakan kader murni PDI Perjuangan pasti akan maju bersama partai banteng. Menurutnya, PDI Perjuangan bisa berkoalisi dengan PKS untuk mengusung Armuji.
"Bersatunya PDI Perjuangan dan PKS akan sangat menarik. Armuji bisa dipasangkan dengan Reni Astuti. Ini kombinasi nasionalis-religius, dan kombinasi laki-laki dan perempuan. Ini pasti menarik,” ungkap Tommy, Minggu (16/6/2024).
Lebih lanjut, Tommy menjelaskan jika Eri Cahyadi dan Armuji maju sendiri-sendiri, itu akan membuka banyak kemungkinan di Pilkada Surabaya.
Partai-partai lain akan berlomba untuk menjadi pendamping Eri dan Armuji. Selain itu, masih juga terbuka peluang untuk Eri maju di Pilkada Jawa Timur.
Dengan penutupan pendaftaran Pilkada 2024 masih di bulan Agustus, segala kemungkinan masih terbuka.
Saat ini partai politik masih melihat dinamika elektabilitas tiap kandidat. Begitu pula dengan penerimaan publik yang masih dapat berubah di masa depan.
Diketahui, diskusi mengenai Pilkada Surabaya 2024 mulai mengental. Kendati ada banyak nama yang muncul di bursa, perbincangan didominasi pada akan majunya Eri Cahyadi–Armuji (Erji) jilid II. Dorongan itu bertolak pada elektabilitas Eri Cahyadi yang masih menempati posisi tertinggi dalam survei terbaru.
Dalam rilis survei Pilkada Surabaya dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, elektabilitas Eri Cahyadi bertengger di puncak dengan tingkat elektabilitas sebesar 60 persen.
Analis politik Stratadata, Tommy Patrio Sorongan, menilai wacana Erji jilid II justru membuat Pilkada Surabaya 2024 berjalan kurang menarik.
"Saya kira wacana Erji Jilid II membuat pertarungan di Surabaya menjadi monoton. Kita jangan terpaku pada Erji dan Erji, bagaimana kalau Erji pecah? Ini membuka banyak kemungkinan di Pilkada Surabaya,” kata Tommy ketika dihubungi wartawan.
Menurut Tommy, pembahasan terkait Pilkada Surabaya justru lebih menarik apabila mengandaikan Erji pecah atau maju sendiri-sendiri. Ia menjelaskan Eri Cahyadi bisa maju melalui Partai Gerindra, sedangkan Armuji melalui PDI Perjuangan.
"Eri itu awalnya birokrat, dia PNS, baru kemudian gabung PDI Perjuangan. Artinya, dia bukan kader murni PDI Perjuangan. Kalau pakai logika kekuasaan, dengan elektabilitasnya yang tertinggi, Eri bisa maju lewat Gerindra yang sekarang jadi partai pemenang,” ungkap Tommy.