Jakarta, Gesuri.id – Wasekjen PDI Perjuangan Ahmad Basarah menilai pemilihan calon wakil presiden (cawapres) jokowi pada Pilpres 2019 mendatang adalah regenerasi.
"Regenerasi di 2024 termasuk menjadi pertimbangan penentuan cawapres Jokowi di 2019. Ini upaya untuk memberikan karpet merah kepada generasi selanjutnya," ucap Basarah di Jakarta, Rabu (18/7).
Baca: Survei LIPI: Jokowi Ungguli Prabowo sebagai Capres di Pemilu
Wakil MPR RI itu mengatakan, ada tradisi baru yang dimulai Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dalam melakukan regenerasi kepemimpinan nasional.
Hal tersebut ditunjukkan Megawati pada Pemilu 2014 dengan meninggalkan hak istimewa seorang ketua umum parpol untuk menjadi capres atau cawapres.
Basarah mengatakan, saat itu itu posisi Megawati sebagai ketua umum partai politik pemenang pemilu, namun memilih tidak mencalonkan diri sebagai capres. Ia justru menunjuk kader terbaiknya, Jokowi, untuk maju sebagai capres.
"Dalam anggapan umum partai politik di Indonesia, ketum parpol memiliki privilege mendapat tiket capres dan cawapres. Tapi Bu Mega sudah memulai tradisi baru sejak 2014 lalu. Dalam posisi elektabilitas PDI Perjuangan tinggi dan posisi Bu Mega sangat powerfull, beliau mengambil keputusan untuk tidak mengambil privilege untuk maju sebagai capres," kata Basarah.
Baca: Pramono: Jokowi Umumkan Cawapres pada 10 Agustus 2018
Basarah menambahkan, fakta itu menunjukkan proses kaderisasi di PDI Perjuangan berjalan baik. Tak hanya mengutus kadernya menduduki jabatan puncak sebagai presiden, PDI Perjuangan juga mendiatribusikan kadernya untuk menduduki posisi-posisi penting di parlemen hingga kepala daerah.
Dia berharap, tradisi yang telah dimulai Megawati dan PDI Perjuangan ini bisa diikuti oleh parpol-parpol lain. Hal itu dilakukan sebagai upaya mempersiapkan generasi muda untuk terjun ke dunia politik di masa datang.