Makassar, Gesuri.id - Caleg DPRD Kota Makassar dapil 3 (Biringkanaya dan Tamalanrea) Ir. Birman Talassa, ST. sebagai salah satu kader muda PDI Perjuangan yang juga ikut dalam barisan DPC Banteng Muda Indonesia Kota Makassar meyakini pemilih milenial dan Gen Z cerdas memilih pasangan yang tepat yaitu Ganjar-Mahfud MD untuk Indonesia yang lebih maju.
"Yang akan dinikmati oleh generasi selanjutnya. Ganjar-Mahfud adalah pasangan yang memiliki rekam jejak baik dan pengalaman yang lengkap. Pasangan ini juga dekat dan sangat peduli dengan Pemuda dengan bukti kerja Nyata selama di Jawa Tengah menjadi Gubernur," tutur Birman saat hadir di acara Rakerda, Pembekalan Caleg DPRD Se-Sulbar yang diadakan di Hotel Maleo, Sabtu (4/11).
Rakerda dirangkaikan dengan pelantikan Pengurus DPD Taruna Merah Putih dan DPD Banteng Muda Indonesia Provinsi Sulbar.
Kegiatan berlangsung dihadiri ratusan kader PDI Perjuangan, dengan semangat militansi untuk turun ke masyarakat sesuai arahan dan intruksi Ketum Ibu Megawati Soekarnoputri, kader Banteng Merah Provinsi Sulbar siap mempertahankan dan menambah kursi legislatif sekaligus memenangkan Ganjar Pranowo dan Mahmud MD sebagai Presiden dan Wakil Presiden tahun 2024-2029.
Caleg Birman Talassa turut hadir bersama DPP TMP yang diwakili oleh Bung Ayub Manuel Pongrekun, S.Kom.,M.Si dan Efer Koritelu, SH.,MH. usai pelantikan TMP di Sulawesi Barat, kedua Pengurus DPP itu melanjutkan perjalanan ke Sulawesi Tenggara tepatnya di Kendari untuk melantik DPD TMP Sultra.
Disela acara Rakerda para caleg dan kader sangat antusias mengikuti pembekalan, Capres Ganjar Pranowo pun turut menyapa dan memberikan arahan lewat live video call yang ditampilkan di layar.
Selesai acara Rakerda Caleg Birman Talassa langsung kembali ke Makassar bersama DPP TMP.
"Saya kembali ke Makassar untuk berjuang di Dapil 3 kecamatan Biringkanaya Tamalanrea. Bersyukur dukungan terus mengalir. Tentu harus dibarengi usaha dan doa," ungkap Kader PPGT dan GMKI Cab Makasar yang masih aktif menjadi Pengurus DPD GAMKI Provinsi Sulawesi Selatan itu.
kurator: Fransiska Silolongan