Jakarta, Gesuri.id - Politisi PDI Perujuangan, Budiman Sudjatmiko menyarankan agar masyarakat tidak golput atau tidak memilih, melainkan ikut berpatisipasi dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Meskipun tak ada sanksi pidana dan merupakan hak individu, namun ikut memilih merupakan bukti pertanggungjawaban dalam menentukan masa depan bangsa.
Baca: Cicit Bung Karno Ajak Kaum Milenial Tidak Golput
Budiman mengatakan, Pemilu setelah reformasi berbeda dengan pemilu zaman Orde Baru dimana mereka yang memilih golput dianggap sebagai pahlawan.
"Kalau menghadapi pemilu yang palsu, pemilu zaman orde baru, golput adalah tindakan pahlwan. Tapi di era ketika semua memilih bebas dan pemilu adalah sebuah tindakan yang punya dampak pada bangsa, saya anjurkan memilih saja," ujar Budiman dibilangan SCBD, Jakarta, Sabtu (2/2).
Anggota Komisi VIII DPR ini menyarankan masyarakat untuk memilih siapa pun calon pemimpin yang mereka inginkan. Menurutnya, dengan ikut memilih, maka ikut pula bertanggun jawab dalam menentukan masa depan negara.
"Anda milih apa terserah, tapi bagi saya memilih adalah sebuah bentuk pertanggungjawaban kita bahwa pilihan kita ikut menentukan sejarah jalannya Republik Indonesia," kata Budiman.
Sebelumnya, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta menyatakan menjadi golput dalam sebuah ajang demokrasi adalah hak setiap orang dan tidak melanggar hukum. Itu merupakan bagian dari ekspresi politik.
Baca: Budiman: Banyak Kebaikan yang Dilakukan Jokowi
Direktur LBH Jakarta Arif Maulana menyampaikan, menentukan sikap untuk tidak memilih masuk dalam Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, yakni tidak melarang seseorang menjadi golput.
"Golput bukan tujuan, tapi ekspresi politik untuk memprotes keras, mengkoreksi sistem politik pemilu hari ini," kata Arif di Kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Jakarta Pusat, Rabu (23/1).