Jakarta, Gesuri.id - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri meminta di hadapan ratusan calon kepala daerah (Cakada) non kader yang diusung partainya, agar membaca sejumlah buku untuk membantu mereka melaksanakan kepemimpinan ideologis saat sudah terpilih di pilkada serentak 2020.
"Nanti ada buku-buku wajib yang coba nanti diarahkan ke buku ini untuk dibaca," kata Megawati saat memberikan arahan di Sekolah Partai PDI Perjuangan Tahap III yang dilaksanakan secara virtual, Minggu (13/9).
Baca: PDI Perjuangan Kembali Gelar Sekolah Cakada Gelombang lll
Buku pertama yang disebut Megawati adalah "Di Bawah Bendera Revolusi'. Menurut Megawati, anak-anak muda sekarang tak mengetahui siapa itu Soekarno, Proklamator RI. Banyak yang memberi pendapat sinis seakan Soekarno hanyalah orang biasa yang kebetulan presiden RI pertama.
"Saya bilang itu namanya bodoh. Kalau kamu mau jadi pintar, baca dulu perjuangan beliau (Soekarno, red) itu apa. Itu fakta sejarah," kata Megawati menjelaskan soal 'Di Bawah Bendera Revolusi'.
Buku kedua yang disebut Megawati adalah 'Sarinah'. Menurut Presiden RI Kelima itu, membaca 'Sarinah' semakin kontekstual di tengah kondisi kaum perempuan Indonesia yang masih mengalami berbagai kekerasan. Megawati mengatakan, di tengah pandemi covid, laporan yang masuk menunjukkan bahwa kekerasan dalam rumah tangga terhadap perempuan dan anak justru makin meningkat.
"Kalian para bapak kan punya istri, punya anak perempuan. Tolong dilindungi dengan baik. Jangan mereka dikampleng, dipukul, ditampar. Itu yang harus diperhatikan," kata Megawati, yang didampingi oleh Ketua DPP PDI Perjuangan Eriko Sotarduga dan Stafsus Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Samuel Wattimena.
Buku ketiga yang disebut Megawati adalah "Pidato Lahirnya Pancasila" untuk mengetahui mengapa Pancasila lahir.
Selanjutnya adalah buku "Membangun Dunia Kembali - To Build A World A New" yang berisi pidato Bung Karno saat di PBB yang mendapatkan standing ovation dari perwakilan berbagai negara saat itu.
"Bagaimana kalian akan mempunyai inspirasi kalau dalam pikiran itu tidak ada isinya. Saya Sangat sedih kalau melihat ada yang diambil oleh KPK. KPK itu saya yang buat loh, jangan lupa loh, kalau ndak percaya lihat sejarah pembentukan KPK. MK saya buat, KPK saya buat, untuk apa? Untuk mendisiplinkan kita, kalangan pemimpin dan rakyat. Tetapi kan kebanyakan, mana ada rakyat yang bisa korupsi? Yang korupsi pasti kalangan elite," beber Megawati.
Baca: Mega Tunjukkan Buku Bung Karno Agar Cakada Paham Kebangsaan
Buku Kelima yang disebut Megawati adalah "Indonesia Menggugat" yang berisi gugatan Bung Karno terhadap penjajah yang memasukkannya ke dalam penjara.
Yang keenam adalah "Mencapai Indonesia Merdeka'. Dari buku itu, para calon kepala daerah akan memahami mengapa Indonesia merdeka dan mengapa bisa menjadi pemimpin.
"Kalau tidak merdeka, apakah kalian bisa menjadi pemimpin? Tidak bisa, kalian hanya menjadi budak, karena pada waktu itu dijajah 350 tahun. Apakah itu tidak menyedihkan?" ujar Megawati.
Buku terakhir yang disebut Megawati adalah sebuah buku tebal yang berjudul "Mustika Rasa". Isinya adalah resep makanan Indonesia yang dikumpulkan bertahun-tahun.
"Ini resep-resep dari seluruh daerah di Indonesia. Luar biasa. Setelah buku ini apakah ada buku lainnya? Nggak ada," kata Megawati.
Megawati meminta agar para calon kepala daerah yang diusung PDI Perjuangan untuk kreatif dalam melaksanakan tugasnya, namun di saat bersamaan tak boleh sombong serta angkuh.
"Saya minta mereka yang datang dari PDI Perjuangan, harus kreatif, jangan sombong," kata Megawati.
Di acara itu, Megawati juga didampingi para pengurus teras partainya seperti Sekjen Hasto Kristiyanto, Wasekjen Utut Adianto, dan beberapa Ketua DPP seperti Djarot Saiful Hidayat, Komaruddin Watubun, Ribka Tjiptaning, Ahmad Basarah, Hamka Haq, Sri Rahayu, dan Tri Rismaharini.