Jakarta, Gesuri.id - Di atas panggung debat, Mahfud MD tampil dengan percaya diri mengenakan baju mapala alias utilitas kemeja yang merupakan produk dari brand Bandung.
Mereka tidak hanya memamerkan gaya tersebut, tetapi juga memberikan sentuhan tulisan Sat Set di dada kiri.
Mahfud MD juga dengan bangga berbagi kisah di balik beskap yang dikenakannya.
Bahan utama dari beskap ini adalah kapas yang ditanam di daerah Tuban, Jawa Timur.
Menariknya, para perempuan petani yang terlibat dalam penanaman kapas ini menggunakan metode tumpang sari tanpa pupuk kimia. Inilah satu aspek yang ingin mereka tonjolkan, yaitu integrasi antara pertanian berkelanjutan dan produksi tekstil.
Mahfud juga menjelaskan perjalanan panjang dari kapas menjadi kain yang membentuk beskap tersebut. Ia mengungkap bahwa selama proses produksi, para pengrajin menghindari penggunaan pewarna sintetis yang berdampak buruk pada lingkungan.
Sebaliknya, pengrajin memilih menggunakan pewarna alami, suatu langkah yang mereka anggap sebagai tanggung jawab terhadap lingkungan.
Keterlibatan dari berbagai daerah di Indonesia juga menjadi daya tarik tersendiri dari beskap ini. Misalnya, kancing beskap diproduksi di Makassar. Setelah itu, kain katun hasil produksi dijahit oleh ibu-ibu perajin di Desa Badung, Bali.
Total waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan seluruh proses produksi ini adalah 180 hari, yang meliputi dari pengumpulan kapas, permintaanl benang, permintaan, hingga menjahit baju.
Lebih dari sekedar pakaian, beskap ini menjadi perwujudan dari upaya mereka dalam mendukung industri lokal dan menghidupkan kembali tradisi kerajinan tangan. Sumber