Jakarta, Gesuri.id - Bendahara DPD PDI Perjuangan Jateng, Agustina Wilujeng mengatakan sah-sah saja apabila ada suara dari lapisan masyarakat bawah yang punya gagasan untuk mencalonkan dirinya.
Ini terjadi karena Kota Semarang seolah mengalami kekosongan pasca peristiwa beberapa minggu terakhir.
Baca: Lima Kelebihan Gubernur Ganjar Pranowo
"Karena terjadi kekosongan figur karena terjadi peristiwa di Kota Semarang, maka setiap orang berhak mengusulkan ide atau gagasan atau usulan," kata Agustina saat dikonfirmasi wartawan, Senin (29/7).
Pihaknya pun menyebutkan dengan kapasitasnya sebagai struktural PDIP Jawa Tengah yang mengurusi kontestasi Pilkada 35 kabupaten/kota dan Pemilihan Gubernur (Pilgub), maka setidaknya rekam jejaknya dapat diketahui jelas oleh para awak media.
Termasuk sistem mekanisme pencalonan yang dilakukan partainya.
"Teman-teman juga paham siapa saya di Semarang. Kan paham saya ini siapa. Tentu juga paham PDIP kayak apa. Tetapi harus saya dlkatakan kayak begini, sebagai pengurus PDIP yang bergelut pada Pilkada 35 kabupaten/kota dan satu pemilihan gubernur, untuk sekedar mencalon saja semua orang bisa, menghitung persyaratan KPU dan perolehan kursi akan berakhir 24 Agustus 2024," terangnya.
Kendati begitu, untuk menentukan siapa yang layak dicalonkan sebagai Walikota Semarang, katanya memang butuh strategi khusus.
Musababnya, untuk mendapatkan sosok walikota diperlukan pemikiran diluar nalar orang-orang pada umumnya.
Baca: PDI Perjuangan Akan Umumkan Sikap Politiknya di Kongres 2025
Artinya Agustina menegaskan jika orang yang dipilih sebagai Wali kota Semarang perlu menujukan kapasitasnya yang sanggup memahami kebutuhan dan harapan masyarakat setempat.
"Bahwa untuk mencari seorang walikota apa teman-teman mau mendapat sosok yang menang lalu duduk tidak ada urusannya. Gak bisa begitu. Maka dibutuhkan sesuatu yang diluar banyak pikiran orang secara umum. Saya yakin setelah menang itu setidaknya mengerti kebutuhan dan harapan masyarakat. Maka kita butuh orang yang tepat. Tidak hanya berlaku bagi Semarang. Melainkan semua daerah," paparnya.
Seperti ia mencontohkan selama kegiatan fit and proper tes di internal PDI Perjuangan Jateng, masing-masing bakal calon kepala daerah tidak bisa serta-merta dideklarasikan. Karena pihaknya harus menjaga perasaan setiap calon yang ikut berkontestasi.