Jakarta, Gesuri.id - Sejak era Soekarno-Hatta Indonesia memiliki konsep politik luar negeri bebas aktif. Bebas artinya bebas menentukan sikap dan kebijakan terhadap persoalan internasional, serta tidak mengikatkan diri pada kekuatan blok atau poros tertentu. Sedangkan aktif mengacu pada partisipasi menyelesaikan konflik, sengketa, dan persoalan-persoalan dunia lainnya demi mewujudkan ketertiban dunia berdasar kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
Sebagai orang yang banyak membaca buku karya Bung Karno, Calon Presiden Nomor Urut 3 Ganjar Pranowo tentu sudah sangat memahami konsep tersebut, sehingga Ganjar senantiasa mendorong tercapainya perdamaian, baik di dalam negeri maupun dunia internasional. Hal ini diyakini membuat Ganjar memiliiki kelebihan tersendiri pada debat ketiga capres-cawapres yang berlangsung Minggu, 7 Januari 2024 dengan tema ‘Pertahanan, Keamanan, Hubungan Internasional, dan Geopolitik’.
Pernyataan itu disampaikan Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional Ganjar Pranowo - Mahfud MD, Patria Gintings, dalam keterangan persnya, Sabtu, (6/12).
“Capres Ganjar akan menekankan bahwa konsep politik bebas aktif yang digaungkan Bung Karno pada zaman perang dingin masih relevan dengan situasi zaman sekarang. Hari ini dunia terbelah dalam beberapa kekuatan yang saling bertentangan. Tentu Indonesia tidak memihak salah satunya, agar dapat menjembatani perdamaian,” kata Patria.
Patria menambahkan, dengan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social sesuai tujuan kemerdekaan sebagaimana tercantum Undang-undang Dasar 1945, maka Indonesia bisa membangun, menyediakan 17 juta lapangan pekerjaan, menyediakan internet gratis, memberi makan rakyat, dan program-program unggulan lain yang membuat Ganjar-Mahfud yakin Indonesia akan lebih baik dalam pemerintahan lima tahun ke depan.
“Selain perdamaian, persoalan dunia yang lain adalah kelangkaan pangan. Terkait hal ini, Ganjar memiliki visi menjadikan Indonesia sebagai lumbung pangan dunia,” papar Patria.
Langkah pertama Ganjar mewujudkan kedaulatan pangan itu yakni dengan mendorong swasembada pangan di dalam negeri, selanjutnya menjadi negara pengekspor pangan bagi negara-negara lain.
“Dengan menjadi lumbung pangan dunia, posisi Indonesia strategis di mata internasional. Dengan memiliki posisi strategis, suara Indonesia akan semakin didengar di kancah perpolitikan internasional,” pungkas pria yang menyelesaikan gelar masternya di University of Leeds, Inggris ini.