Jakarta, Gesuri.id - Ratusan simpatisan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN) dan Ganjar Pranowo-Mahfud MD kompak berunjuk rasa melawan dugaan berbagai kecurangan selama hari H pencoblosan Pilpres 2024 di depan gedung Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat, kawasan Menteng, Jakarta, Jumat (16/2/2024).
Pendemo yang sebagian besar melibatkan kalangan emak-emak ini, juga membawa berbagai spanduk yang bertuliskan kecaman atas indikasi kuat terjadinya kecurangan-kecurangan tersebut akibat intervensi Presiden Joko Widodo.
Spanduk-spanduk ini, antara lain, bertuliskan: “Stop Arogansi Aparat’. Spanduk-spanduk ini dibentangkan di depan aparat kepolisian yang berbaris siaga di depan mereka, yang hanya dipisahkan pagar kawat berduri.
Para pendemo juga sesekali mengacungkan salam empat jari. Ini merupajkan simbol untuk mendukung paslon nomor urut 01 AMIN dan paslon nomor urut 03 Ganjar-Mahfud.
“Kami bersatu karena sama-sama membela demokrasi di mana Paslon 01 dan 03 telah dicurangi,” tegas seorang relawan Ganjar-Mahfud kepada KBA News di sela aksi demo tersebut.
Sementara itu, Leni Siregar, aktivis Koalisi Masyarakat Sipil yang juga simpatisan AMIN, menyatakan peristiwa aksi massa yang mengepung gedung Bawaslu RI pasca Pilpres 2019, seharusnya menjadi pelajaran sangat berharga bagi pemerintah untuk tidak mengulangi berbagai kecurangan yang pernah terjadi ketika itu.
“Jangan sampai peristiwa di Baswaslu terulang lagi. Jadi, ini juga peringatan bagi KPU RI dan lembaga-lembaga penyelenggara di negara kita,” ujar alumnus Universitas Indonesia ini.
Leni menambahkan, peristiwa tersebut sangat memilukan. “Dan sampai sekarang, ada kematian yang tidak diusut tuntas, seperti kematian seoranganak bernama Harun Al Rasyid kematiannya juga diingatkan kembali oleh Anies Baswedan dalam Debat Capres 2024 pertama,” tambahnya.
Menurut Leni, sangat memilulkan bahwa kecurangan-kecurangan serupa terulang lagi dalam Pilpres 2024.
“Jadi, jika (pemerintah ) tidak peduli lagi atas protes-protes yang terjadi, mungkin pemerintah akan ditegur oleh Tuhan jika rakyat tidak bisa menegur.”
“Saya juga sangat menyayangkan kenapa Ketua Mahkamah Konstitusi Anwar Usman yang sudah diberhentikan, bisa diangkat lagi, yang notabene masih punya hubungan keluarga dengan presiden. Kenapa dia dipaksakan untuk tetap di Mahkamah Konstirusi. Nah, inilah yang membuat rakyat bertanya-tanya, curiga,” tambahnya.
Aksi yang berlangsung sejak sekitar pukul 15,00 WIB tersebut, kemudian dilawan oleh belasan orang dari kubu Prabowo-Giban, yang markas tim pemenangannya hanya beberapa meter dari gedung KPU Pusat
Hanya saja, aksi demo tersebut berjalan aman, karena kubu AMIN dan Ganjar-Mahfud diserukan untuk menahan diri.