Ikuti Kami

Desta Ardiyanto Soroti Tambang Batu Bara di Mesuji Berdampak Negatif bagi Kesehatan dan Lingkungan

Politisi asal PDI Perjuangan itu mengatakan pertambangan batu bara akan tetap beroperasi pada Tahun 2025. 

Desta Ardiyanto Soroti Tambang Batu Bara di Mesuji Berdampak Negatif bagi Kesehatan dan Lingkungan

Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPRD Mesuji, Desta Ardiyanto memberikan tanggapan terhadap rencana penambangan batu bara di Kabupaten Mesuji terus bermunculan. Ia menyoroti kembalinya aktivitas PT. Indomex Pratama Jaya (IPJ) di Kabupaten Mesuji meski sempat ditolak warga. 

Politisi asal PDI Perjuangan itu mengatakan pertambangan batu bara akan tetap beroperasi pada Tahun 2025. 

Dari penyampaian saat sosialisasi ke para pejabat dan Forkopimda di Hotel Radison Bandar Lampung, pekan lalu, PT. IPJ tetap berkukuh akan eksploitasi pada Tahun 2025 karena meyakini sudah ada ijin usaha pertambangan dari Tahun 2018 sampai 2038 dengan luas 4.795 ha. 

"Secara formal, Ijin eksploitasi tambang batu bara sudah ada sejak Tahun 2018. Mulai beroperasi tahun depan," ujar Desta, Sabtu (12/10/2024). 

Sekretaris DPC PDI Perjuangan Mesuji itu menekankan agar ada pengkajian ulang terkait eksploitasi batu bara di Bumi Ragab Begawe Caram. Karena, kegiatan mining itu pasti berdampak secara sosial dan lingkungan. Meski dari satu sisi menguntungkan pendapatan negara.

"Tapi apakah menguntungkan bagi masyarakat Mesuji sendiri. Atau hanya perusahaan dan segelintir oknum yang untung," ujarnya.

 Jangan sampai, kata dia, masyarakat Mesuji yang jadi korban dari proses eksploitasi batu bara tersebut. Karena, terus Desta, industri pertambangan menghasilkan metal dan metaloid dalam konsentrasi tinggi yang berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. 

Di bidang kesehatan, dari penelitian Converse Energy Future menyatakan pekerja dan masyarakat yang berada dekat dengan penambangan batu bara memiliki resiko kematian yang lebih tinggi akibat penyakit jantung, ginjal kronis dan efek kesehatan jangka panjang seperti gangguan pernafasan, sesak nafas, pneumokonios dan abestosis yang dihasilkan oleh proses penambangan. 

Dimana saat proses penambangan itu akan menghasilkan mineral halus pada debu. Ketika terhirup dan dalam waktu yang lama akan menumpuk pada paru-paru sehingga mengakibatkan kerusakan organ pernafasan itu. 

"Akibatnya sangat beresiko. Bisa mematikan," ujarnya. 

Kemudian, terusnya, kuarsa dan silika dalam jumlah berlebihan yang biasa digunakan untuk tambang, juga berbahaya bagi kesehatan warga. Jika sudah terkena penyakit yang dipicu dua material tersebut sangat berbahaya bagi manusia. 

"Dan tingkat kesembuhannya yang sulit," tambahnya. 

Sedangkan untuk lingkungan, penambangan batu bara juga menimbulkan dampak negatif. Pertama, kata Desta, kandungan logam berat dan bahan kimia berbahaya saat melakukan penambangan dapat mencemari tanah, air, sungai, danau, juga termasuk sumber air tanah yang dipakai masyarakat setempat. 

Kedua, saat dimulai pengupasan permukaan tanah, untuk memulai penambangan, dapat mengakibatkan kerusakan lapisan tanah atas permukaan yang sehat.

"Tanah yang harusnya subur karena permukaan tanah mengandung humus, setelah dikupas hilang humus atau unsur haranya. Itu jadi tandus, tidak bisa ditanami," ujarnya. 

Terakhir, Desta berharap semua pihak mengkaji kembali, dari sisi ekonomi, kesehatan dan lingkungan, sosial masyarakat setempat.

"Jangan sampai Mesuji yang kaya sumber daya alam hanya dimanfaatkan oleh segelintir oligarki untuk mengeruk kekayaannya.Tapi, masyarakat Mesuji yang menanggung dampak buruknya," pungkasnya.

Sumber: m.rilis.id

Quote