Ikuti Kami

Diskusi Renyah Cagub Ganjar dan Paguyuban Adat di Cilacap

Memberikan perhatian kepada masyarakat adat yang kian terpinggirkan.

Diskusi Renyah Cagub Ganjar dan Paguyuban Adat di Cilacap
Ganjar silaturahmi dengan paguyuban adat di Cilacap

Cilacap, Gesuri.id – Diskusi harmonis terjadi antara Cagub nomor 1 Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo bersama masyarakat adat Paguyuban Resik Kubur Jerotengah (PRKJ) di Desa Pekuncen, Kecamatan Kroya, Kabupaten Cilacap. Tatap muka pagi ini itu berlangsung penuh kehangat. Tanda cawa, saling melontarkan guyonan terjadi.

Seraya menikmati hidangan pisang goreng dan teh panas, Ganjar menggelar diskusi bersama lelaki anggota PRKJ yang keseluruhan menggunakan blankon di kepala. Ketua PRKJ Kabupaten Cilacap, Agus Sugiarto awalnya melontarkan ucapan terima kasih lantaran dikunjungi Cagub petahana tersebut.

"Kami senang akhirnya ada gubernur yang datang ke sini dan Pak Ganjar satu-satunya gubernur yang pernah berkunjung di sini. Pak Ganjar orangnya merakyat, kami senang punya pemimpin seperti beliau," ucapnya.

Dia lantas merinci, bahwa anggota PRKJ di Kabupaten Cilacap mencapai 12 ribu orang. Belum lagi dengan keberadaan PRKJ pada sejumlah kabupaten lain di Jateng. Sayangnya paguyuban ini belum terdaftar secara resmi. "PRKJ terbentuk sekitar tahun 1970. Meski demikian, kami belum terdaftar secara resmi di pemerintah," terang Agus.

Lalu, apa harapan para anggota PRKJ tersebut? Salah satunya pelestarian pemakaman para leluhur mereka yang kini kondisinya mengkhawatirkan, nyaris longsor yang lokasinya berada di dekat jurang.

Selain itu, anggota PRKJ melontarkan kegelisahan soal kurangnya perhatian pemerintah kepada masyarakat adat."Apalagi kalau di sinetron-sinetron televisi biasa digambarkan kalau kaum orang memakai blankon itu sebagai sosok orang yang jahat," celetuk seorang warga sembari menyelipkan guyonan kepada Ganjar.

Sontak, Ganjar tertawa terpingkal. Menggunakan logat ngapak, dia merasa sudah memberi perhatian besar bagi masyarakat adat dan seluruh budaya yang beragam di Jawa Tengah. Ganjar menceritakan ketika masih aktif menjadi Gubernur Jateng. “Ada kebijakan memakai busana adat setiap tanggal 15 dan pemakaian bahasa Jawa di lingkungan pemprov Jateng,” tunjuknya.

Baca Juga : Bandara di Banjarnegara

Untuk membuktikannya, Ganjar lantas membuka telepon selular miliknya. Dengan cekatan dia lantas menunjukkan sebuah foto ketika dirinya memakai baju adat Jawa dan memakai blankon saat upacara resmi di lingkungan Pemprov Jateng.

Cukup jahil juga, seorang angota PRKJ kembali menggoda Ganjar dengan berebut ingin lihat foto yang ditunjukkan oleh Ganjar.  “Kuwi rika (itu kamu)? Ganteng nemen," celetuknya sembari tersenyum. “Yo mesti, gubernure sapa disik (gubernurnya siapa dulu),” timpal Ganjar.

Kepada wartawan, Ganjar tak lupa menyebut akan terus memperhatikan kalangan masyarat adat yang masih tetap eksis. "Misalnya di daerah Kudus, Pati, dan Blora ada sedulur sikep. Sementara secara umum masyarakat ada di Indonesia semakin berkurang. Pak Presiden Jokowi berpesan supaya seluruh masyarakat ada harus tetap dijaga keberadaannya dan diberi dukungan sepenuhnya oleh pemerintah," tutupnya.

Quote