Medan, Gesuri.id - Ketua Badan Pengkajian MPR RI, Djarot Saiful Hidayat khawatir kembali terjadi praktek politik identitas terjadi di Pemilu 2024.
"Politik identitas yang memanfaatkan perbedaan Agama dan Ras untuk kepentingan politik kelompok atau golongan tertentu, itu sangat berbahaya karena bisa memecahbelah pesatuan dan kesatuan Indonesia. Dengan menjalankan nilai-nilai Pancasila, maka ancaman politik identitas, tidak akan terjadi," ujar Djarot saat sosialisasi 4 Pilar di desa Haranggaol, Jumat, (3/3)
Disambung Mantan Gubernur DKI ini, politik identitas yang menanamkan rasa kebencian terhadap perbedaan agama dan Ras, digunakan sebagai kendaraan politik untuk meraih suara dalam pemilihan kepala daerah dan pemilihan anggota legislatif, hingga saat ini masih dirasakan. Banyak hubungan antar keluarga yang retak, antar tetangga, pertemanan, bahkan dilingkungan kerja.
Baca: Djarot Heran Deklarasi Capres 2024 Mulai Ramai
Padahal, sebelumnya, Indonesia yang memiliki beragam agama, Ras, bahasa dan Suku, adalah negeri yang memiliki rasa saling menghargai, saling menghormati dan memiliki wrasa toleransi yang sangat tinggi karena Indonesia memiliki Pancasila sebagai idiologi negara menjadi perekat perbedaan tersebut, sehinga perbedaan yang ada di Indonesia sebelumnya merupakah anugerah.
Pancasila sebagai ideologi bangsa, melalui kelompok intoleran ini, juga dimanfaatkan oleh kelompok pengusaha dan negara lain yang terganggu kepentingan bisnisnya di Indonesia.
Pancasila adalah warisan terbesar dari para pendiri bangsa, terutama Bunga Karno karena mampu menjadi perekat bangsa yang sangat plural, sangat beragam namun tetap saling menghargai perbedaan, dan saling melindungi.
Ditambahkan oleh Ketua DPP PDI Perjuangan ini mengatakan tahun 2023 merupakan tahun politik. Beberapa kelompok yang sudah memelihara strategi politik identitas untuk kepentingan legislatif, maupun eksekutif kembali mengencangkan berbagai isu memecahbelah bangsa.
Akibatnya, saat ini di Indonesia sibuk bertarung dengan bangsa sendiri, dengan saudara sendiri, dengan sesama warga negara Indonesia, sementara kepentingan asing terus masuk.
Baca: Djarot Kritisi Belum Optimalnya Lumbung Pangan di Humbahas
"Ini harus diwaspadai, orang orang yang menggunakan politik pecah-belah kini semakin mengencangkan isu berbau SARA ketika sudah tujuannya tercapai, maka masyarakat yang sudah dihasut, ditinggalkan," jelas Djarot.
Karenanya, seluruh masyarakat diminta Djarot untuk menjalankan ajaran Pancasila agar Indonesia bisa bangkit lebih cepat, maju, dan berkembang sehingga menjadi negara yang kuat.
"Negara lain terus berbenah, terus mengembangkan kapasitas warganegara nya, mengembangkan kemampuan bangsanya untuk menguasai tekonologi, pertanian dan industri, sementara bangsa Indonesia disuruh bertengkar. Tak maju maju kita. Makanya tahun politik ini janganlah bertengkar, mari bertarung secara gagasan untuk mensejahterakan rakyat dan ketika sudah terpilih, gagasan itu wujudkan, sehingga pemilu menghasilkan pemimpin berkualitas," tutupnya.