Jakarta, Gesuri.id - Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Halmahera Timur Djon Ngoraitji tidak mau partainya kalah lagi di pilkada 27 November mendatang. PDI Perjuangan tak mau catatan kekalahan pilkada 2020 terulang yang berujung sial.
Ketua tim pemenang pasangan calon Ubaid-Anjas tersebut mengatakan, PDI Perjuangan bakal bekerja habis-habisan untuk mengkonsolidasikan memenangkan paslon nomor urut 2. Komitmen memenangkan karena PDI Perjuangan tak mau mengulangi nasib buruk.
“Maka dengan alasan itu, PDI Perjuangan dukung Ubaid-Anjas,” kata eks Ketua DPRD Halmahera Timur saat kampanye di Buli belum lama ini.
Djon merupakan mantan ketua tim pemenang paslon Monas pada pilkada Halmahera Timur 2020 lalu. Paslon nomor urut 3 tersebut didukung empat partai yaitu PDI Perjuangan, Gerindra, Garuda dan PBB.
Sementara paslon berakronim Tiva didukung oleh PAN, Perindo dan PKS. Hasanuddin Lajim ditunjuk jadi ketua tim pemenang.
Namun kedua rival tersebut dikalahkan oleh pasangan calon Ubaid-Anjas yang keluar sebagai pemenang pilkada di sepuluh Kecamatan dengan perolehan suara lebih dari 24 ribu.
Sejumlah petinggi partai koalisi Monas dan Tiva di Pilkada 2020 lalu pun memutuskan bergabung di koalisi Ubaid-Anjas pada pilkada 2024.
Nama-nama yang bernasib sial karena terpaksa menerima kekalahan yaitu Ketua DPC PDI Perjuangan Djon Ngoraitji, Ketua DPC Gerindra I Nyoman Muninjaya Antara, mantan Ketua DPC PKS Hasanuddin Lajim, Ketua DPC PBB Faisal Wahab ditambah jajaran DPC Partai Garuda.
“Dulu saya ini ketua tim tahun 2010-2015. Lalu 2020 saya ini juga ketua tim Monas nomor urut 3 tong kalah lawan padorang itu, ada ketua tim Tiva juga yang kalah. Garuda, Gerindra gabung sama-sama tong kalah. Jadi hari ini torang so tara mau kalah, tong mau menang,” ucapnya.
Dalam orasinya, politikus PDI Perjuangan tersebut menyentil utang pemerintah daerah pada pemerintahan sebelumnya yang mencapai Rp 284 miliar. Sindiran utang tersebut mengarah kepada masa pemerintahan di era Rudi Erawan yang menjabat bupati Halmahera Timur selama dua periode kemudian meninggalkan defisit daerah miliaran rupiah.
Beban pengelolaan keuangan daerah yang ditinggalkan tersebut lalu diselesaikan di era pemerintahan Ubaid-Anjas di tahun kedua setelah dilantik oleh mantan Gubernur Maluku Utara Abdul Ghani Kasuba pada 26 Februari 2021 di Sofifi.
Itu sebab, APBD Halmahera Timur tercatat zero defisit atau antar pendapatan dan belanja daerah mulai stabil di masa kepemimpinan bupati Ubaid Yakub dan wakilnya Anjas Taher yang baru menjabat lebih dari 3,7 tahun setengah periode.
“Pengelolaan keuangan di Halmahera Timur sebelum Ubaid-Anjas torang pe utang bahasa tinggi-tinggi bilang defisit itu Rp 284 miliar. Begitu Ubaid-Anjas dilantik lunas itu utang. Bahkan ada saldo di kas daerah Rp 600 miliar untuk masyarakat pe kepentingan, itu masyarakat pe doi (uang masyarakat),” pungkasnya.
Sumber: www.brindonews.com