Ikuti Kami

Eka Nurcahyadi Raup 17 Ribu Suara, Terbesar di Bali Untuk DPRD Kabupaten

17 ribu suara ini, membuat nama Ketua Komisi I DPRD Tabanan itu bertengger di atas.

Eka Nurcahyadi Raup 17 Ribu Suara, Terbesar di Bali Untuk DPRD Kabupaten

Tabanan, Gesuri.id - Politisi asal Marga, I Putu Eka Putra Nurcahyadi berhasil meraup 17 ribu suara. Ini berdasarkan perhitungan internal PDI Perjuangan Tabanan. Pun juga hitungan real dari tim Eka Nurcahyadi.

17 ribu suara ini, membuat nama Ketua Komisi I DPRD Tabanan itu bertengger di atas. Untuk suara DPRD Kabupaten se-Bali, menjadi nomor satu.

Dikonfirmasi soal naiknya dia kembali di DPRD Kabupaten Tabanan, I Putu Eka Putra Nurcahyadi mengatakan, bahwa untuk perolehan suara dari perhitungan DPC memang sudah tembus lebih dari 17 ribu.

Sedangkan dari perhitungan mandiri timnya di Marga, mendekat 17 ribu. Hanya kurang empat suara saja. Atas perolehan itu, suaranya naik dari sebelum-sebelumnya.

Di 2014, dirinya mendapat sekitar 10.020 suara, kemudian meningkat menjadi 15.172. Dan sekarang 17 ribu lebih.

“Sekarang naik. Dari sebelumnya 15.172. Sekarang juga saya sudah membagi banjar binaan ke teman yang lain. Saya hanya fokus ke 37 banjar saja,” ucapnya, Minggu (18/2/2024).

Eka menuturkan, bahwa yang menjadi resep dari perolehan suara tinggi adalah konsitensi. Apalagi, di kecamatan Marga dirinya juga berhasil memenangkan Ganjar-Mahfud hingga 80 dari 100 persen suara.

Konsistensi itu adalah memperjuangkan capres, sekaligus berjuang di DPR RI hingga DPRD Kabupaten. Yakni, mendengar anak-anak muda.

Kemudian, memberikan sudut pandang supaya mereka tahu akan sejarah. Tidak tergiur iming-iming dari luar. Alias masuk dalam lingkaran PDI Perjuangan.

“Jadi bagaimana kita mendekatkan diri ke anak-anak muda. Memberikan mereka sudut pandang terkait pemimpin,” ungkapnya.

Apalagi, di kecamatan Marga dirinya juga berhasil memenangkan Ganjar-Mahfud hingga 80 dari 100 persen suara.

Konsistensi itu adalah memperjuangkan capres, sekaligus berjuang di DPR RI hingga DPRD Kabupaten. Yakni, mendengar anak-anak muda.

Kemudian, memberikan sudut pandang supaya mereka tahu akan sejarah. Tidak tergiur iming-iming dari luar. Alias masuk dalam lingkaran PDI Perjuangan.

“Jadi bagaimana kita mendekatkan diri ke anak-anak muda. Memberikan mereka sudut pandang terkait pemimpin,” ungkapnya.

Yang carannya, sambungnya, adalah memberikan ruang kreativitas terhadap mereka. Di 37 banjar itu, dirinya membuat diskusi dan seminar.

Dan ini dilakukan enam bulan sebelum pemilihan digelar. Dirinya, membina dan tidak melepas mereka. Menguatkan di tataran bawah. Penguatan adat, kepada para milenial.

“Tak terkecuali juga masuk ke ibu-ibu dan lansia. Jadi masuk ke semua lini. Hadir di forum-forum dan bisa mendengar tentang sejarah dan dirinya (ibu-ibu dan lansi). Emsoisonal itu ya saya bangun. Di 34 banjar 90 persen lebih suara yang saya dapat,” jelasnya.

Eka mengakui, bahwa tantangan pemilihan kali ini terutama ialah di anak muda. Karena secara nasional 20 persen suara ialah anak muda.

Mereka itu bisa memilih partai tapi presidennya lain. Ia mensyukuri, sejak enam bulan lalu, sudah diantisipasi dengan acara diskusi.

“Akhirnya diketahui figur pemimpin harapan mereka. Karena memiliki medsos sendiri yang bisa mengakses informasi. Tapi dengan pendekatan kita, maka kita bisa memenangkan capres-cawapres kita. Jangan juga mengabaikan pemilih tradisional,” ungkapnya.

Quote