Sumbar, Gesuri.id - Forum Pemuda Sumbar mengalirkan dukungannya terhadap Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden (Capres) 2024 karena sosoknya yang dekat dengan masyarakat dan berasal dari keluarga miskin. Jadi memberantas kemiskinan di Indonesia lebih cepat dilakukan oleh Ganjar ketimbang calon lainnya.
“Jadi orang miskin itu pasti merasakan miskin, ketimbang orang kaya yang ikut-ikutan merasakan miskin. Jika ditanya kepada masyarakat miskin itu, lebih tepat dirasakan oleh Ganjar,” kata Koordinator Forum Pemuda Sumbar, Muhamad Jamil, Sabtu (14/10/2023) malam.
“Maka dari itu, untuk memberantas kemiskinan itu akan lebih cepat dilakukan oleh Ganjar ketimbang calon yang lainnya,” katanya lagi.
Jamil mengaku, dalam menentukan sikap siapa yang akan dipilih sebagai pemimpin ke depannya, dirinya lebih cenderung mencontoh kepada yang sudah-sudah.
“Kita sudah kecolongan dua periode. Artinya selama ini kita memang tidak melibatkan diri di kontestasi politik nasional. Untuk periode berikutnya, setidaknya Sumbar memberikan kontribusi suara di pentas nasional,” tuturnya.
Berpatokan dengan pengalaman juga, Jamil menilai kenapa harus Prabowo dan Anies yang dipilih. Secara rasional dan survei-survei, Ganjar sudah tepat dijadikan tempat untuk menggantungkan mimpi.
“Seandainya Anies mungkin sepertinya kita menumpangkan mimpi yang tak pasti juga. Jika kita bicara berdasarkan data, yang akan bertarung nantinya hanya Prabowo dan Ganjar,” jelasnya.
Di samping itu, Forum Pemuda Sumbar juga akan membuka ruang diskusi secara berkelanjutan. Tujuan diskusi ini untuk membuka cakrawala generasi milenial ini dalam menentukan pilihan-pilihannya.
“Diskusi ini memang betul-betul ilmiah. Kalau kita berbicara soal masyarakat adat, nantinya akan menghadirkan tokoh-tokoh yang paham dengan adat. Kalau bertemakan ekonomi, kita akan undang pakarnya,” ungkapnya.
Namun kali ini, diskusi Forum Pemuda Sumbar menghadirkan dua tokoh akademisi dari UIN Iman Bonjol Padang yakni Muhammad Taufik sebagai dosen Sosiolog dan Abdullah Khusairi merupakan pakar komunikasi.
Muhammad Taufik dalam diskusi tersebut menyampaikan, setiap perubahan selalu ada diksi pemuda dalam hal itu. Sehingga, menurutnya, pemuda hari ini jangan jadi korban perubahan sosial, politik dan budaya karena dalam hal eskalasi politik hari ini pemuda menjadi penting.
“Pemuda menempati posisi yang strategis dalam perubahan, kenapa? pemuda mampu disebut mampu melakukan perubahan, pemuda harus menimbang matang transisi kepemimpinan mendatang,” katanya.
Taufik menambahkan, pemuda harus menjadi penentu bagaimana pemilu itu tidak hanya menghasilkan output dan outcome.
“Output sudah jelas, ada anggota DPR, ada DPD dan presiden. Sekarang bagaimana outcome itu, orang yang terpilih ini benar-benar menjadi orang yang mampu mencapai tujuan bangsa yang sebenarnya,” ujarnya.