Jakarta, Gesuri.id - Tim Pemenangan Nasional (TPN) pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD mengungkapkan rencana besar paslon tersebut jika menang Pilpres 2024, yaitu mengembangkan ekonomi coklat, di samping ekonomi hijau dan biru.
Anggota Dewan Pakar TPN Ganjar-Mahfud, Sunarsip menjelaskan, ekonomi coklat itu mengembangkan industri midstream dari industri-industri yang mengolah bahan-bahan energi fosil.
Industri ini akan mereka jadikan industri penghasil bahan baku substitusi impor.
"Kita kembangkan batu bara menjadi brown energy, kita kembangkan minyak menjadi seperti itu, green energy, caranya gimana, era ke depan itu era kita bangun industri midstream," kata Sunarsip dalam program Your Money Your Vote CNBC Indonesia, dikutip Jumat (5/1/2024).
"Dengan memanfaatkan sumber-sumber energi fosil tadi itu, caranya yaitu tadi mengolah minyak mentah menjadi produk petrochemical, ya. Nanti itu akan jadi bahan baku dari semua industri," tegasnya.
Sunarsip mengatakan, industri ini sangat penting di tengah gejolak perekonomian global dalam menjaga industri yang selama ini komponen bahan bakunya dari impor sangat tinggi, sehingga rentan terdampak fluktuasi nilai tukar rupiah, seperti industri tekstil.
Padahal, Sunarsip mengakui bahwa industri tekstil menjadi bagian dari industri yang sangat banyak menyerap tenaga kerja, karena merupakan industri padat karya. Tapi, karena komponen impornya tinggi dan belum bisa dipenuhi di dalam negeri, kini banyak yang bertumbangan dan PHK di mana-mana.
"Ketergantungan pada impor bisa menjadi dikurangi, kekhawatiran nilai tukar bisa menjadi dihindari, karena kita kita sudah provide sendiri, kita sudah kuat sendiri, nah nanti itu akan menciptakan lapangan kerja baru, menjaga pertumbuhan ekonomi yang saya katakan 7% ke depan," tegas Sunarsip.
Oleh sebab itu, Sunarsip menekankan, di tengah gegap gempita penggunaan ekonomi hijau di dunia dengan mengurangi penggunaan energi fosil Indonesia tidak boleh terlena. Sebab, Indonesia menurutnya kaya dengan sumber daya alam itu yang sebetulnya bisa diolah menjadi energi bersih.
"Sekarang ini kan era transisi energi di mana energi fosil itu sekarang dihindari untuk dipakai besar-besaran tetapi ini kan potensi yang kita punyai jangan sampai juga karena alasan green energy, green economy, kemudian kita mengabaikan, tidak mengoptimalkan potensi ini," tutur Sunarsip.