Jakarta, Gesuri.id - Dalam dunia kemiliteran, sosok Andika Perkasa tidak perlu diragukan. Sang Rambo (julukan nama yang diberikan penggemarnya) saat masih menjadi jenderal aktif tersebut terbukti mampu menyatukan 14 negara Asia Pasifik karena memiliki leadership yang kuat.
Panglima Komando Indo Pasifik, Admiral John C. Aquilino, menyebut bahwa Mantan Panglima TNI tersebut adalah figur yang memiliki leadership terbaik. Andika sudah diakui secara global.
Tidak main-main negara-negara besar seperti Jepang, Singapura, hingga Amerika mampu dipersatukan oleh Andika Perkasa melalui program yang dibangun TNI, Super Garuda Shield.
Model kepemimpinan Andika selain dikenal tegas, juga punya sisi personal yang kuat yang terbukti ampuh memperbaiki sistem pertahanan Indonesia.
Baca: Ganjar Suntik Semangat Kader Banteng Kabupaten Malang
Tentunya ini menjadi modal yang kuat bagi Andika dalam mengurus Jawa Tengah. Yunarto Wijaya, selaku Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, sempat menyebut bahwa Andika Perkasa dapat menjadi daya ledak baru. Duet antara sosok sipil dan militer kan menjadi kolaborasi yang tepat untuk menjawab kebutuhan negara dalam menyongsong masa depan.
Sebab figur sipil dari Hendrar Prihadi akan menjadi akselerator pada perkembangan Jawa Tengah. Sementara latar belakang militer dari Andika Perkasa mampu menjadi penyeimbang dalam stabilisasi negara.
“Ketika bicara soal bergabungnya sosok militer dan sipil, itu narasi besar yang menarik buat rakyat kebanyakan,” ungkap Yunarto Wijaya.
Maka tidak salah jika calon gubernur Jawa Tengah nomor urut 1, Andika Perkasa, berkomitmen untuk menjamin kepastian hukum dan birokrasi yang bersih bagi para investor yang ingin berinvestasi dan membuka lapangan kerja di Jawa Tengah.
Andika menegaskan bahwa jaminan keamanan akan mendorong para investor untuk lebih lama mengembangkan usaha mereka di daerah, sehingga dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja.
"Misalnya birokrasi, kepastian hukum, kalau kepastian hukum ini kemudian bisa dipermainkan, tidak ada kepastian bagi orang luar, khususnya yang membawa uang besar dan berinvestasi jangka panjang. Mereka ingin memastikan bahwa usaha di satu daerah itu aman. Itu yang harus kita bantu," kata Andika
Lebih lanjut, Andika mengatakan bahwa pemerintah provinsi akan memberikan kemudahan dalam proses perizinan bagi para investor yang berinvestasi di Jawa Tengah. "Yang jelas kita provinsi akan full, kita akan dukung penuh. Kita yang diberikan amanah, kita yang akan menjadi pengawas dan sekaligus memimpin," ungkapnya.
Andika juga mengungkapkan rencananya untuk memberikan penghargaan kepada daerah yang mempermudah izin bagi investor dalam mengembangkan usaha mereka. "Saya akan pastikan karena kita sudah punya pengalaman. Kita akan pastikan ada reward dan punishment. Jika mereka membantu perizinan cepat tanpa biaya tambahan di luar yang ditetapkan dalam peraturan daerah/gubernur, mereka akan mendapatkan hadiah," sambungnya.
Sebaliknya, Andika memperingatkan bahwa akan ada sanksi bagi pihak-pihak yang mempersulit masuknya investor demi kepentingan pribadi. "Bagi mereka yang lebih mementingkan diri sendiri, kita juga harus fair. Dan itu bisa kita pastikan," kata dia. Dengan langkah-langkah tersebut, Andika berharap dapat menciptakan iklim investasi yang kondusif di Jawa Tengah, sehingga dapat membuka lebih banyak lapangan kerja bagi masyarakat.
Andika berharap dengan terciptanya lapangan kerja baru maka akan mampu mengurangi jumlah pengangguran yang masih sangat tinggi di Jawa Tengah. "Mengurangi angka pengangguran adalah salah satu program saya," tegas dia.
Saat ini tingkat pengangguran terbuka (TPT) Jawa Tengah berada di angka 4,39 persen atau 940.000 penduduk. Jumlah ini menurun sebanyak 0,74 persen atau 140.000 penduduk dalam setahun terakhir.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, pada 2023 TPT Jateng sebesar 5,13 persen atau setara dengan 1,08 juta penduduk Jateng dalam rentang usia 15-60 tahun.
Baca: Ganjar Harap Relawan Andika-Hendi Tidak Patah Semangat!
(Disnakertrans) Jawa Tengah, Ahmad Aziz menyebut, struktur pengangguran masih didominasi lulusan SMA/SMK atau setingkat. "Jadi angka pengangguran Jawa Tengah tahun 2023 ke 2024 mengalami penurunan dari 5,13 menjadi 4,39 atau ekuivalent dan 170.000. Nah ketika 5,13 persen itu penganggurannya ekuivalent dengan 1.080.000 yang sekarang jadi 940.000," ujar Aziz
Dia menyatakan, angka pengangguran Jateng saat ini berada di bawah rata-rata angka nasional. Pada Agustus 2023, TPT Jateng di angka 5,13 persen dari jumlah penduduk, saat itu angka TPT Nasional 5,32 persen. Kemudian, pada Februari 2024, TPT Jateng berada pada 4,39 persen sedangkan nasional berada pada 4,82 persen. "Kalau lihat struktur (TPT) usia 15-19 itu masih dominan karena mereka masih sekolah, belum bisa masuk dunia kerja," tambahnya.
Aziz menilai penurunan itu tak lain karena Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus berupaya mendorong perluasan lapangan kerja kreatif di sektor informal. Tak terkecuali dengan memaksimalkan pelatihan vokasi, hingga penguatan kompetensi pekerja migran.
Tantangan di Jateng ialah mempersiapkan tenaga kerja yang siap terjun ke dunia industri dan berwirausaha. Utamanya bagi lulusan SMK. Sementara, untuk sektor wirausaha, pihaknya turut mengasah skill pekerja dengan pembukaan berbagai pelatihan pada Balai Latihan Kerja yang tersebar di Jateng.