Jakarta, Gesuri.id - Politikus PDI Perjuangan Gilbert Simanjuntak menyebut rencana RK yang mau membuat perumahan di atas stasiun sulit terealisasi.
"Saya sulit membayangkan bagaimana itu terealisasi. Memang dulu dengan APBD Rp 55 T, turap sungai, transportasi, rusun dan lain-lain bisa dibangun era Gub 2012-17, tapi era Gubernur 2017-2022 dengan APBD lebih dari Rp 80 T, tidak bisa. Apakah Bung RK mampu membuat perubahan pola pikir di aparat Jakarta? Perlu orang yang keras dan jujur," kata Gilbert kepada wartawan, Selasa (3/9).
Baca: Mengulik Gaya Kepemimpinan Transformasional Ganjar Pranowo
Gilbert menyebut ide membangun perumahan di atas stasiun atau pasar itu bukan hal yang baru. Menurutnya, gagasan tersebut sudah direncanakan dan dibahas dalam sejumlah rapat DPRD DKI Jakarta, tapi tidak kunjung terealisasi.
"Persoalan Jakarta rumit, dan apakah APBD mau digunakan untuk itu, atau sekadar gagasan saja. Karena perumahan sekitar stasiun itu (transit oriented development) bukan hal baru tapi tidak terealisasi dari dulu," ucap Gilbert.
"Padahal bisa tanpa beli lahan, tapi kerja sama misal sewa lahan 30 tahun dan lain-lain. Jakarta perlu mandor dan kuli untuk jadi pemimpin, bukan cuma ide/gagasan/kata-kata saja," imbuhnya.
Baca: Ganjar Beberkan Banyaknya Koperasi Bobrok di Indonesia
Seperti diketahui, Ridwan Kamil (RK) menjanjikan sejumlah program tempat tinggal untuk warga Jakarta di atas stasiun hingga pasar. Menurut RK, jarak antara kantor dan rumah membuat masyarakat stres.
"Jadi menurut saya ya salah satu problem di Jakarta adalah jarak rumah ke tempat kerja terlalu jauh, karena terlalu jauh, yang membuat orang akhirnya stres, membuat penghasilan warga Jakarta 30% habis di transportasi," kata RK saat menyambangi Markas TKN Fanta, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (2/9).
