Jakarta, Gesuri.id - Anggota DPRD Jakarta, Hardiyanto Kenneth mengatakan, Pemilihan Kepala Daerah telah selesai dilaksanakan, dan menandai berakhirnya proses demokrasi di tingkat jakarta yang menjadi suatu bagian penting dalam perjalanan bangsa.
"Meski persaingan politik seringkali memunculkan perbedaan pandangan, Pilkada Jakarta sudah selesai dan kini saatnya masyarakat harus kembali bersatu demi kemajuan kota jakarta. Kini hilangkan isu-isu dua putaran, sudah saatnya kita kompak dan berjalan bersama, " tegas Kenneth dalam keterangannya, Minggu (8/12/2024).
Berdasarkan rekapitulasi KPU, Pramono-Rano unggul di 42 dari 44 kecamatan di Jakarta. Dua kecamatan lainnya diungguli pasangan calon Ridwan Kamil-Suswono.
Baca: Ganjar-Mahfud Bertekad Bangun Infrastruktur di Laut untuk Nelayan
Secara rinci, Pramono-Rano unggul di dua kecamatan di Kepulauan Seribu, delapan kecamatan di Jakarta Barat, dan delapan kecamatan di Jakarta Pusat. Kemudian, unggul di 10 kecamatan di Jakarta Selatan, sembilan kecamatan di Jakarta Timur. Berikutnya, di Jakarta Utara Pramono-Rano unggul di lima kecamatan.
Sementara itu, RK-Suswono hanya menang di satu kecamatan di Jakarta Timur, yakni Kecamatan Pasar Rebo. Kemudian dan satu kecamatan lainnya di Jakarta Utara, yaitu Kecamatan Cilincing.
Dan menurut data resmi KPU, Pramono-Rano memperoleh 2.183.239 suara atau 50,07 persen suara sah. Kemudian, Ridwan Kamil-Suswono mendapatkan 1.718.160 suara atau 39,40 persen suara sah. Sementara Dharma Pongrekun dan Kun Wardana meraup 459.230 suara atau 10,53 persen suara sah.
"Pasangan Pramono-Rano unggul di 42 kecamatan, sedangkan RK-Suswono hanya menang di 2 kecamatan. Jadi sudahlah, lupakan isu dua putaran, Karena menurut UU Nomor 2/2024 tentang Daerah Khusus Jakarta Pasal 10 Ayat (2), pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang memperoleh suara lebih dari 50 persen plus 1 orang, ditetapkan sebagai gubernur dan wakil gubernur terpilih. Jadi Pramono-Rano menang mutlak secara konstitusional," beber Kepala BAGUNA (Badan Penanggulangan Bencana) PDI Perjuangan Jakarta itu.
Menurut pria yang akrab disapa Bang Kent, perbedaan pilihan politik memang seringkali menciptakan jarak di antara kelompok masyarakat. Usai Pilkada, penting untuk mempererat kembali hubungan sosial. Karena tujuan utama dari demokrasi adalah kemaslahatan bersama.
Baca: Kemenangan Pram-Doel di Jakarta Berkat Soliditas Semua Pihak
"Pemimpin yang sudah terpilih merupakan hasil pilihan mayoritas masyarakat jakarta dan sudah melewati jalur seleksi demokrasi secara sah. Sudah menjadi tugas kita bersama dengan memberikan dukungan agar mereka dapat menjalankan amanah dengan baik. Tetap berikan kritik yang membangun, tetapi hindari sikap permusuhan atau penyebaran informasi yang belum tentu benar," beber Kent.
Ketua IKAL (Ikatan Keluarga Alumni Lemhannas RI) PPRA Angkatan LXII itu menambahkan, pilkada hanyalah satu langkah dalam proses pendewasaan demokrasi, sekarang sudah selesai. Kini saatnya semua pihak, bekerja sama dan bergandengan tangan demi kemajuan Jakarta karena seluruh elemen masyarakat juga memiliki peran penting untuk berkontribusi aktif dalam program-program pembangunan.
"Pilkada adalah sebuah pesta demokrasi, jadi kita semua harus bisa memahami serta harus mempunyai jiwa yang sportif. siap menang yah harus juga siap kalah, bukan malah menjadikan ajang permusuhan. Mari kita jadikan momen pasca-Pilkada ini sebagai waktu untuk memperkuat persatuan dan menciptakan suasana harmonis di tengah masyarakat. Dengan bergandengan tangan, kita bisa mewujudkan kota jakarta yang lebih maju dan sejahtera," pungkasnya.