Bandung, Gesuri.id - Safari Kebangsaan tak pernah lengkap bila tanpa wisata kuliner. Sekretaris TKN Jokowi-KH Ma'ruf Amin, Hasto Kristiyanto, menyatakan wisata kuliner itu penting dalam berpolitik.
Sebab yang tak memahami kuliner nusantara, akan terjerumus dalam politik hoaks yang mengadu domba.
Baca: Unggul di Survei, PDI Perjuangan Tak Jumawa
"Mereka yang bisa memahami kuliner nusantara tak akan berpikir hoaks, tak akan berpikir fitnah," kata Hasto Kristiyanto, di sela Safari Kebangsaan VIII menyusuri Bandung-Cimahi, Jumat (22/2).
Hasto mengatakan itu usai menyantap kuliner di Resto Sajian Sambara di Jalan Trunojoyo, Kota Bandung. Selain rombongan safari kebangsaan, hadir juga Ketua DPRD Jawa Barat Ineu Purwadewi Sundari.
Mengapa Hasto menilai politisi bisa belajar dari makanan? Hasto menyontohkan bakwan yang disediakan. Di dalam terdiri dari berbagai macam bahan makanan yang berbeda. Semuanya menyatu menjadi bakwan yang indah. Ibaratnya bangsa Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa, agama, dan latar belakang.
"Semuanya bersatu menjadi satu cita rasa dengan varian bumbu-bumbu yang luar biasa," kata Hasto.
Di Restoran Sajian Sambara, Hasto mengatakan terdapat keanekaragaman makanan yang luar biasa. Semuanya sehat dan disajikan dengan sangat baik. Semuanya menggambarkan kekayaan nusantara dengan tumbuh-tumbuhan yang luar biasa.
"Safari Politik ini sekaligus ingin membangun kecintaan kita terhadap kuliner nusantara. Khususnya terhadap anak-anak muda generasi milenial, mari kita gelorakan bahwa Indonesia yang begitu kaya dengan wisata kulinernya, adalah bagian dari kepribadian kita sebagai bangsa," ujarnya.
Baca: Safari Kebangsaan Usung Kebudayaan, Keluarga, & Milenial
Hasto juga bercerita, bahwa pada tahun 1964, Bung Karno pernah membuat buku berjudul 'Mustika Rasa'. Isinya adalah resep-resep masakan Nusantara. Semangatnya satu, mangajak agar mulut dan perut rakyat Indonesia tak terjajah makanan impor.
"Mari kita kembangkan makanan Indonesia dengan kekayaan gizi proteinnya untuk bersama-sama kita cintai sebagai bagian dari identitas nasional kita," kata Hasto, yang juga Sekjen PDI Perjuangan itu.