Jakarta, Gesuri.id - Calon Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo terjun langsung dalam pemeriksaan kesehatan dan minum jamu bersama masyarakat Klitren, Jumat (25/10).
Hasto ikut mengukur tensi, dan mengambil darah untuk pemeriksaan kolesterol serta gula darah.
Tercatat ada 120 warga Klitren ikut serta dalam kegiatan bertajuk Jogja Sehat Ngunjuk Jamu lan Pijat tersebut. Mereka didominasi para lansia dan warga masyarakat sekitar.
Baca: Ganjar Pranowo Yakin Andika-Hendi Akan Menang di Pilgub Jateng
Tak hanya periksa kesehatan, mereka juga bisa ikut pijat gratis yang digawangi asosiasi pijat. Mereka juga bisa menikmati jamu kunir asem dan beras kencur yang juga gratis.
Usai memeriksa warga, Hasto Wardoyo, mengatakan bahwa kegiatan tersebut dilakukan sebagai upaya melihat kesehatan warga. Ia berterimakasih pada asosiasi pijat dan jamu yang mewujudkan acara tersebut.
"Kita bersama RS Sadewa melakukan pemeriksaan kesehatan, dan hasilnya bervariasi ada yang normal dan di atas normal. Tujuan kita periksa, agar bisa mengukur kesehatan, agar tahu dan bisa mengontrol. Misalnya nasi dikurangi kalau gula darahnya tinggi, diganti kimpul atau kentang. Kolesterol, kalau tinggi terus pembuluh darah bisa tersumbat. Kalau bisa kolesterol turun di bawah 200. Misalnya tidak makan gorengan, brutu. Hal-hal ini kita sampaikan," ungkap Hasto.
Di depan warga, Hasto juga membahas terkait komitmennya mengurai persoalan sampah yang mengganggu kesehatan warga Kota Yogyakarta. Selain itu ia juga menyinggung perihal keikutsertaan kampus di DIY yang jumlahnya 100 untuk mendampingi kampung-kampung di Kota Yogya dalam pembangunan.
"Ada 100 perguruan tinggi di Jogja yang seharusnya bisa mendampingi kampung dalam pembangunannya. Kita juga harapannya bisa memperjuangkan satu prodi satu kursi untuk warga Kota Yogya yang tidak bisa kuliah. Juga tentu bela beli produk sendiri sangat penting agar ekonomi masyarakat bisa berputar dan uangnya dinikmati masyarakat, tidak lari," tandasnya.
Baca: Mengulik Gaya Kepemimpinan Transformasional Ganjar Pranowo
Hasto sendiri mengaku sengaja berkeliling dari satu kampung ke kampung lainnya dengan target 169 titik hingga akhir masa kampanye. Ia ingin menyentuh secara langsung dan membangun bounding agar masyarakat benar-benar merasakan keberadaannya.
"Ini tiap hari 8-12 titik saya menyambagi warga, kami tanya aspirasi dan periksa kesehatan agar lebih dekat. Saya harus ada bounding karena orang baru di Kota," ungkapnya lagi.
Sementara terkait perkembangan survei yang menjadi salah satu tolok ukur, Hasto mengaku tidak akan banyak mempersoalkan. Ia mengaku terbiasa dengan hasil survei rendah dan ingin berfokus bekerja keras menyentuh masyarakat.
"Saya pendatang terakhir jadi kerja keras dulu, minggu pertama November mungkin baru kita survei internal. Kita tunggu akan seperti apa. Tapi saya sudah biasa dulu di Kulon Progi datang belakangan survei juga 6 persen. Berapapun angka survei saya syukuri tapi tetap kita kerja keras," pungkas Hasto.