Jakarta, Gesuri.id - Upaya menciptakan sumber daya manusia unggul di Yogyakarta penting dibarengi dengan pendidikan karakter.
Dokter Hasto Wardoyo, calon Wali Kota Yogyakarta nomor urut 2 menegaskan hal tersebut dalam dialog pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Yogyakarta dengan WNI Tionghoa dan Komunitas Yogyakarta bertema Mencari Pemimpin Bijaksana Untuk Kota Yogyakarta Istimewa, Minggu (3/11).
Baca: Mengulik Gaya Kepemimpinan Transformasional Ganjar Pranowo
"Di Kulonprogo saat menjadi bupati, kita punya Perda Pendidikan Karakter. Ada muatan lokal yang diajarkan kepada siswa di sekolah, penanaman nilai budaya, sopan santun perlu," kata dokter Hasto Wardoyo.
Saat dipercaya dan dipilih, komitmen pelestarian budaya yang khas Yogyakarta dengan keistimewaan jelas diwujudkan oleh pasangan Hasto Wawan.
Secara tegas disebutkan dalam visi dan misinya yaitu di visi ke-enam Memperkokoh perjuangan mencapai tujuan Keisitimewaan DIY. Program strategis yang telah disiapkan adalah pemajuan kebudayaan untuk kesejahteraan masyarakat
"Urusan pelestarian kebudayaan, pendidikan karakter, juga cita-cita hadirkan museum taman kerajaan nusantara itu yang ingin saya wujudkan di Yogyakarta," kata dokter Hasto Wardoyo.
Selain urusan pendidikan karakter dan pelestarian budaya, dokter Hasto Wardoyo mengaku telah mempelajari detail problema yang dihadapi masyarakat Yogyakarta. Termasuk tata ruang DIY dan urusan pertanahan sesuai UU Keistimewaan DIY.
Baca: Lima Kelebihan Gubernur Ganjar Pranowo
"Sebagai dokter, kita terbiasa dengan diagnosa, diagnosa lalu berikan treatment. Filosofi saya, lebih baik asah pisau tujuh hari, tebang pohon sehari, kalau ada masalah telusuri latar belakangnya, akar masalahnya apa lalu ambil tindakan," kata dokter Hasto Wardoyo.
Selain memberikan paparan soal visi dan misi, di dalam paparan dokter Hasto Wardoyo memastikan dalam kepemimpinan nya, pemerintah tak boleh menerima uang yang tidak jelas untuk cegah praktek korupsi, juga langkah pemerintah dalam tata kelola pajak pendapatan daerah hingga strategi penataan kawasan trotoar bebas dari pengamen.
"Yogyakarta harus lebih tertata, jangan seperti kota Paris yang punya problem gelandangan. Harus lebih tertib, tertata," kata dokter Hasto Wardoyo.
