Jakarta, Gesuri.id - Calon Wakil Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Hendrar Prihadi, mengatakan, pelaksanaan pada Pilkada Jateng tanggal 27 November 2024 mendatang tinggal menyisakan waktu 38 hari.
Hendi mengatakan, karena waktu sudah mepet, maka seluruh kader dan relawan harus berjuang dengan maksimal.
Baca: Mengulik Gaya Kepemimpinan Transformasional Ganjar Pranowo
“Jangan takut capek, kalau perlu kurangi tidur dan kita bergerak serentak secara gotong-royong. Jangan terlena apalagi menganggap waktu masih lama,” ujarnya di Posko Bagus Suryokusomo dalam acara Rapat Kerja Anak Cabang Khusus (Rakerancabsus) Dapil I PDI Perjuangan Kabupaten Semarang, Minggu (20/10/2024).
“Kita harus membuka mata dan telinga seluasnya. Jateng memang Kandang Banteng, namun harus belajar pada pemilu 2024 lalu, kalau dicurangi ya kita bisa kalah,” kata Hendi.
Menurut Hendi, seluruh kader dan relawan harus menyampaikan ke tokoh-tokoh agar tidak takut diintimidasi. Saling gotong-royong, bahu-membahu, tak gentar melakukan perlawanan jika melihat kecurangan.
“Karena itu kita semua harus siap mengawal suara Andika-Hendi, agar tidak dicurangi dan diintimidasi,” paparnya.
“Sampaikan ke tokoh yang masih takut diintimidasi, ini biasanya mengarah ke Kades, dengan ditunjukkan kekurangan dalam Dana Desa. Jika tidak benar, maka yakinkan untuk memilih dengan hari nurani. Kami pasangan Andika-Hendi tidak akan memakai hukum untuk mengintimidasi, harus berani menyuarakan kebenaran,” tegas mantan Wali Kota Semarang dua periode itu.
Baca: Ganjar Pranowo Yakin Andika-Hendi Akan Menang di Pilgub Jateng
Hendi meminta jika ada pihak-pihak yang melakukan intimidasi, harus direkam dan dikirimkan ke dirinya atau pengurus DPC PDI Perjuangan Kabupaten Semarang.
“Kalau ada yang mengintimidasi kades atau tokoh, lalu sampaikan ini dari institusi mana, nanti laporkan ke saya agar diproses tim pak Andika dari Jakarta langsung. Kita tidak main-main dalam menghadapi Pilkada ini, ingin semua clear,” tandas mantan Ketua Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) RI itu.