Jakarta, Gesuri.id - Politisi senior PDI Perjuangan Hendrawan Supratikno menilai pernyataan Partai Demokrat (PD) soal janji kampanye Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terlunasi sedangkan janji kampanye Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak terealisasi, adalah sebuah ketidakjujuran.
Baca: Jokowi Sahkan IndoVac, Vaksin Covid-19 Buatan Dalam Negeri
"Penggambaran yang simplistik dan tidak jujur. Yang jujur, yang senyatanya terjadi, selalu ada janji politik yang bisa digenapi, dan ada janji yang tidak terlunasi," kata Hendrawan, Kamis (13/10).
"Tinggal proporsi dan bobotnya saja ditimbang dengan obyektif. Kalau lebih banyak yang tidak ditepati, pemimpin tersebut tidak akan menorehkan legacy yang kuat," imbuhnya.
Hendrawan mempersilakan pihak manapun mengkaji Anies dan Jokowi dalam konteks tesis dan antitesis. Hendrawan menggambarkan Jokowi sebagai sosok yang bekerja, sedangkan Anies konseptual, sehingga perlu kerja sama.
"Silakan Jokowi dan Anies dianalisis dalam spektrum tesis-antitesis. Yang satu Aristotelian (kerja), lainnya Platonian (gagasan). Untuk konteks Indonesia yang akan menang sintesis, perpaduan dua kutub dalam harmoni, gotong royong," ujarnya.
Hendrawan memberikan pesan bahwa pihak manapun harus bersikap jujur dan tak haus akan kekuasaan. Bahwa segala sesatunya dapat dilihat dalam bingkai kontekstual.
Baca: Lima Tahun Anies Baswedan, PDI Perjuangan: Gubernur 0 Persen
"Jangan karena dahaga elektoral, kita melihat tokoh atau dunia secara hitam-putih. Itu sikap yang tidak jujur," imbuhnya.
Partai Demokrat sebelumnya menilai penyataan politikus NasDem Zulfan Lindan soal Anies Baswedan sebagai antitesis Jokowi sah-sah saja. Demokrat memiliki pandangan sendiri terkait pernyataan Anies antitesis Jokowi.